TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan Turki pada Senin, 9 Maret 2020, memastikan sejauh ini belum ada kasus pasien yang terjangkit virus corona di negara itu. kendati begitu, sejumlah pejabat di lembaga itu sudah melakukan pertemuan untuk menyusun langkah-langkah menghadapi ancaman virus corona.
Dikutip dari aa.com.tr, Menteri Kesehatan Turki, Fahrettin Koca, mengatakan lembaga-lembaga terkait di Turki sudah mengambil langkah-langkah untuk mencegah adanya masyarakat yang terjangkit virus corona atau COVID-19. Koca pun mendesak warga negara Turki yang tinggal di luar negeri agar melakukan langkah-langkah pencegahan terhadap virus mematikan ini.
“Masyarakat Turki yang tinggal di luar negeri, khususnya di wilayah Eropa, sebaiknya tidak keluar rumah jika tidak ada hal sungguh mendesak,” kata Koca.
Petugas medis menggunakan pakaian pelindung saat memeriksa kondisi pasien terinfeksi virus corona di ruang isolasi Rumah Sakit Cremona di Italia Utara, 5 Maret 2020. LA7 PIAZZAPULITA/Reuters TV via REUTERS
Dia pun mengimbau seluruh warga negara Turki, khususnya mereka yang baru tiba di Turki dari luar negeri, agar melakukan karantina sendiri di rumah selama 14 hari. Sedangkan mereka yang punya penyakit kronis dan sudah berusia di atas 50 tahun, agar tidak keluar rumah kecuali ada hal yang benar-benar mendesak. Kalau pun mereka harus keluar rumah, diimbau agar memakai masker.
“Masyarakat yang mengalami gejala flu, maka mereka harus mengunjungi lembaga kesehatan terdekat,” kata Koca.
Sejauh ini, ada sekitar 2 ribu pasien yang sudah menjalani tes COVID-19 dan hasilnya semua negatif. Koca menyebut, jikalau Turki akhirnya mengkonfirmasi ada pasien yang terinfeksi virus corona, maka virus itu kemungkinan di bawa oleh mereka yang baru pulang dari luar negeri.
Turki saat ini sudah menutup pintu perbatasan dengan Iran. Koca pun menyayangkan kegagalan Eropa mengambil langkah-langkah pencegahan penyebaran virus corona.
