TEMPO.CO, Jakarta - Politisi Jepang dari prefektur Shizouka, Hiroyuki Morota, menjadi sorotan gara-gara melelang masker di tengah epidemi virus Corona (COVID-19). Bagaimana tidak, ia berhasil mendapatkan 8,88 juta Yen (Rp1,2 miliar) dari lelang tersebut sementara orang-orang yang lebih membutuhkan bersusah payah mencarinya.
Mengutip Channel News Asia, Senin, 9 Maret 2020, Morota membela diri perihal aksi lelang onlinenya. Ia mengatakan, masker yang ia lelang bukanlah barang baru yang ia beli toko, melainkan masker yang sudah lama ia simpan di gudang. Walau begitu, Ia mengakui bahwa aksi yang ia lakukan kurang sensitif dalam memandang situasi di Jepang.
"Masker tersebut sudah bertahun-tahun tersimpan di firma impor saya. Ini bukan aksi di mana saya mencoba mencari keuntungan di atas penderitaan orang. Tapi, sebagai politisi, memang seharusnya saya memiliki tanggung jawab moral," ujar Morota sebagaimana dikutip dari Channel News Asia.
Morota tidak menyebutkan berapa banyak masker yang berhasil ia jual. Namun, ia mengatakan bahwa dalam satu kotak biasanya terdapat 2000 pasang masker.
Satu kotak masker bisa terjual dengan harga berbeda-beda. Umumnya, kata Morota, ia berhasil menjualnya dengan harga antara 34 ribu yen (Rp4,7 juta) hingga 170 ribu yen (Rp23,8 juta) per kotak. Adapun masker-masker itu, dulunya, ia beli dari Cina dengan harga 30 ribu yen per kotak atau setara dengan Rp4,2 juta.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Morota menyatakan akan menghentikan aksi lelangnya. Selain itu, hasil dari penjualan akan disumbangkan ke badan amal.
Menanggapi kasus Morota, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengimbau situs-situs lelang online untuk tidak memfasilitasi lelang masker, disinfektan, maupun perlangkapan medis lainnya. Ia tidak ingin kasus Morota terulang, terutama dalam suasana sensitif virus Corona.
Sebagai catatan, per hari ini, sudah ada 488 kasus virus Corona di Jepang. Korban meninggal, ada 6 orang. Namun, angka tersebut belum menghitung kasus dan korban meninggal kapal Diamond Princess yang tertahan di Yokohama, Jepang karena membawa pasien virus Corona. Dari kapal tersebut, ada 696 kasus dan 8 korban meninggal akibat virus Corona (COVID-19).
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA