TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dalam waktu dekat, akan menggelar pertemuan dengan otoritas kesehatan setempat untuk membahas pengendalian virus Corona (COVID-19). Hal ini menyusul terus meningkatnya jumlah kasus virus Corona di kawasan Eropa.
"Angka kasus virus Corona terus melonjak di Inggris dan di dunia. Kami sudah siap untuk menghadapinya dan kamu akan mengambil keputusan terbaik untuk publik berdasarkan masukan-masukan saintifik," ujar Johnson sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 9 Maret 2020.
Belum diketahui secara spesifik apa yang akan dibahas Johnson dan otoritas Kesehatan Inggris. Diduga keduanya akan membahas kemungkinan mengubah rencana pengendalian virus Corona. Sebab, beberapa hari lalu, sejumlah pakar medis Inggris sepakat bahwa penyebaran virus Corona di Inggris kemungkinan akan berubah.
Hingga berita ini ditulis, mengutip South China Morning Post, sudah ada 273 kasus virus Corona di Inggris. Sementara itu, jumlah korban meninggal relatif lebih kecil dibandingkan negara-negara tetangga yaitu 3 orang.
Sejumlah gerai atau toko di Inggris sudah merespon peningkatan tersebut dengan membatasi pembelian bahan pokok. Hal itu untuk memastikan supplai tetap ada apabila situasi darurat tiba. Jaringan supermarket Tesco, misalnya, telah membatasi pembelian pasta, susu, tissue anti-bakteri, dan cairan pembersih.
Sementara itu, manajemen tempat berkumpulnya publik seperti museum dan geleri kesenian belum mengambil langkah penutupan. Menurut Sekretaris Kebudayaan Pemerintah Inggris, Oliver Dowden, belum ada rencana dari pemerintah untuk meminta penutupan tempat-tempat terkait.
"Kami belum sampai ke tahap (yang sampai harus menutup pusat pertemuan publik) seperti itu. Tidak ada alasan untuk melarang publik berkumpul atau membatalkan event-event yang ada. Tetapi, kami terus memantau perkembangan (virus Corona)," ujar Dowden sebagaimana dikutip dari Reuters.
ISTMAN MP | REUTERS