TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan jenazah dalam kantong mayat hitam berjejer di lantai kamar mayat Iran di tengah wabah virus Corona atau COVID-19 yang menyebar di negara ini.
Para pekerja berjas dengan masker pelindung sibuk berjalan di antara barisan jenazah.
Pemandangan ini berdasarkan rekaman video dari dalam kamar mayat Behesht-e Masoumeh Qom, menurut laporan CNN, 7 Maret 2020.
Penguburan jenazah menjadi masalah Iran, yang merupakan salah satu negara yang paling parah di luar Cina, menurut para pejabat.
Di bawah tradisi Islam di Iran, mayat biasanya dimandikan dengan sabun dan air sebelum dimakamkan. Tetapi dua pekerja medis di Qom mengatakan bahwa dalam beberapa kasus tindakan pencegahan terkait wabah mencegah staf dari mematuhi tata cara pemakaman Islam.
Sebagai gantinya, mereka mengatakan mayat-mayat yang dikonfirmasi memiliki virus Corona pada saat kematian diberi kalsium oksida, untuk mencegah mayat mencemari tanah.
Sumber berbicara kepada CNN secara anonim, karena takut akan pembalasan dari aparat keamanan Iran.
Jurnalis Iran bernama Mohamad Ahwaze membagikan video tumpukan jenazah yang masih menunggu uji virus Corona.
Menurut Metro.co.uk, cuplikan ini dari sebuah bangunan di kota suci Qom, tempat penyakit ini pertama kali muncul di Iran, menunjukkan sejumlah besar mayat bersama dengan suara seorang pria yang menjelaskan bahwa mereka telah meninggal pada usia 19 tahun.
"Salah satu tenaga medis mendokumentasikan kematian puluhan orang yang terinfeksi virus Corona hanya di kota Qom, dan mengatakan banyak kematian, dan tidak ada tempat untuk pemakaman yang terinfeksi virus Corona. Sementara pemerintah Iran menutupi skala bencana dan mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan!" tulis Mohamad Ahwaze di Twitter.
.. .! pic.twitter.com/X7K8YrAt2X
— (@MohamadAhwaze) March 2, 2020
Menguji virus membutuhkan waktu, menunda penguburan menyebabkan tumpukan jenazah di kamar mayat, kata direktur kamar mayat Behesht-e Masoumeh, Ali Ramezani, dalam sebuah laporan di TV pemerintah Iran, IRIB.
"Apa yang kita hadapi adalah bagaimana menangani tubuh korban virus Corona versus korban non-virus karena instruksi penguburannya berbeda," kata Ramezani.
"Beberapa keluarga lebih suka bahwa kita membiarkan mendiang kerabat mereka, selama satu atau dua hari, sampai hasil tes mereka selesai. Dan jika hasilnya kembali negatif, maka tidak perlu merawat almarhum menurut pedoman yang diuraikan untuk korban virus Corona, dan keluarga dapat menguburkan mendiang di mana pun sesuai keinginan kerabat."
Satu orang telah ditangkap karena diduga menyebarkan video dari dalam kamar mayat, yang disiarkan oleh penyiar IRIB difilmkan di dalam Behesht-e Masoumeh milik Qom. Kasusnya telah dirujuk ke pengadilan, menurut laporan dari kantor berita semi-resmi Iran, ISNA.
Menurut data real-time 7 Maret 2020 dari John Hopkins CSSE yang memantau kasus penyebaran virus Corona, ada 4.747 kasus virus Corona di Iran dengan 124 kematian. Iran menjadi negara ketiga dengan kematian tertinggi virus Corona setelah Italia dan Cina.