TEMPO.CO, Jakarta - Iran akan melarang kembali salat Jumat untuk dua minggu berturut-turut di seluruh ibu kota provinsi karena ancaman virus Corona atau COVID-19.
Mohammad-Javad Haj Ali-Akbar, Ketua Dewan Pembuat Kebijakan Salat Jumat, pada hari Rabu membuat pengumuman pembatalan dan mengatakan keputusan itu dibuat sesuai dengan Satuan Tugas Anti Virus Corona.
Dikutip dari Radio Farda, 5 Maret 2020, dewan membuat pedoman untuk khotbah yang disampaikan di lebih dari 600 lokasi di seluruh negeri setelah salat setiap minggu. Anggota dewan ini ditunjuk oleh Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei.
Menurut Haj Ali-Akbar, salat Jumat dibatalkan di semua ibu kota provinsi, tetapi di kota-kota lain komite yang terdiri dari wakil Pemimpin Tertinggi, gubernur, dan direktur jenderal kota akan membuat keputusan apakah memperbolehkan salat Jumat diadakan atau tidak.
Beberapa ulama berpengaruh seperti Ahmad Alam ol-Hoda, Pemimpin Salat Jumat Mashhad, dan Mohammad Saeedi, Penjaga Situs Suci Masoumeh di Qom, sangat menentang pembatalan salat Jumat bersama dan menutup tempat-tempat suci.
Kompleks pemakaman Masoumeh di Qom, kota terbesar kedelapan di Iran. Qom adalah pusat penyebaran virus Corona di Iran.[Twitter/Radio Farda]
Mashhad dan Qom adalah kota yang sangat konservatif dan kedua pemimpin salat Jumat tersebut dikenal karena pandangan fundamentalis dan dukungan gigih mereka untuk Khamenei. Mashhad, kota terbesar kedua Iran, adalah rumah bagi situs suci Imam Kedelapan Syiah dan Qom, yang dikenal sebagai ibu kota agama Iran, adalah rumah bagi makam Masoumeh, saudara perempuan Imam Kedelapan.
Pekan lalu Alam ol-Hoda mengatakan dia telah mematuhi keputusan pemerintah untuk tidak mengadakan salat Jumat karena virus Corona tetapi menganggap keputusan itu "tidak dapat dibenarkan".
Ulama garis keras juga menentang mengisolasi Qom, pusat penyebaran virus Corona di Iran. Tokoh politik dan beberapa anggota parlemen mengkritik keputusan untuk tidak mengkarantina kota dan menyatakan bahwa wabah dapat ditahan dan tidak akan menyebar ke kota-kota lain jika langkah ini telah diambil.
Wabah virus Corona di Qom yang pertama kali dilaporkan pada 19 Februari kini telah dikonfirmasi di 30 dari 31 provinsi Iran dan menginfeksi 2.922 orang menurut pengumuman resmi. Hingga Rabu, Iran menderita 92 kematian akibat virus Corona.