TEMPO.CO, Jakarta - Badan perlindungan sipil Italia mengatakan korban meninggal akibat kasus virus Corona atau COVID-19 di Italia hingga Senin, 2 Maret 2020, melonjak menjadi 52 dari 34 korban pada hari sebelumnya.
Italia saat ini mencatat ada 2.000 lebih kasus virus Corona di negaranya, menurut laporan yang dikutip Channel News Asia, Selasa 3 Maret 2020.
Italia disebut sebagai pusat penyebaran epidemi terbesar sekaligus negara dengan dampak terparah akibat wabah COVID-19 di Eropa. Peningkatan jumlah korban kematian ini terjadi sejak wabah muncul 10 hari lalu di kawasan elit Kota Lombardi dan Veneto. Lombardi sejauh ini mencatat 38 korban, menjadi yang terparah di Italia.
Virus Corona telah menyebar ke bagian selatan Italia, namun sebagian besar kasus yang dikonfirmasi berasal dari Lombardi, dengan penambahan kasus dari wilayah Emilia Romagna yang berbatasan langsung dengan Lombardi dan Veneto. Wilayah Emilia Romagna diduga telah mengkonfirmasi jumlah kasus lebih banyak daripada Veneto.
Badan perlindungan sipil Italia mengatakan sekitar 2.036 orang telah dites positif di Italia. Angka ini meningkat dari 1.694 pada hari Minggu. Dari jumlah tersebut, 149 orang dinyatakan sembuh.
"Yang paling melegakan adalah sekitar 50 persen dari 258 orang yang dites positif (dalam 24 jam terakhir) tidak memiliki gejala terkait virus dan dirawat di rumah," kata Angelo Borrelli, kepala badan perlindungan sipil Italia.
Sebelumnya pada Ahad, otoritas perlindungan sipil di Italia melaporkan kasus virus Corona atau COVID-19 bertambah menjadi 1.694, menurut laporan Reuters. Jumlah ini naik 50% dari 1.128 kasus yang dikonfirmasi dalam 24 jam sebelumnya pada Sabtu.
Polisi mengenakan masker pelindung saat berbicara dengan seorang pengunjung berkosum di Venice Carnival di Venesia, Italia, Ahad, 23 Februari 2020. Hingga Senin dinihari, sebanyak 155 kasus telah ditemukan di Italia, dengan korban jiwa 3 orang. REUTERS/Manuel Silvestri
Secara total, Italia telah melakukan pemeriksaan terhadap 23.345 warganya terkait penyakit ini. Pemerintah Lombardi mengimbau masyarakat yang berusia di atas 65 tahun untuk tinggal di rumah, karena data menunjukkan orang pada usia ini adalah yang paling rentan terhadap penyakit menular COVID-19.
"Semua korban tewas (di Lombardi) merupakan lansia di atas 65 tahun dengan kondisi kesehatan yang buruk, terutama gangguan jantung," ungkap Giulio Gallera, anggota dewan berwenang.
Dalam pantauan perkembangan kasus di Italia, pihak berwenang juga melaporkan seorang polisi dan petugas pemadam kebakaran yang bermarkas di Roma positif terinfeksi virus. Hal ini dapat meningkatkan risiko penyebaran virus di ibu kota Italia dan semakin membuat khawatir warga ibu kota.
Pada hari Senin kemarin, Rumah Sakit Spallanzani, tempat polisi tersebut dirawat melaporkan bahwa istrinya, dua anak dan saudara ipar perempuannya juga terinfeksi virus.
Tak hanya meningkatnya korban terinfeksi dan korban meninggal, virus Corona juga telah melumpuhkan perekonomian Italia, yang sudah mengalami kemerosotan bahkan sebelum merebaknya wabah di sana. Sektor-sektor mulai dari manufaktur hingga pariwisata Italia adalah yang terdampak paling parah akibat wabah virus Corona.
SAFIRA ANDINI | CHANNEL NEWS ASIA | REUTERS