TEMPO.CO, London – Pemerintah Inggris mengumumkan terjadi lonjakan kasus infeksi virus Corona pada Ahad kemarin. Jumlah kasus infeksi baru sebanyak 13 kasus sehingga totalnya sebanyak 36 kasus.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengatakan jumlah kasus infeksi baru virus Corona itu bakal bertambah.
“Kami menemukan sekitar 35 orang di negara ini telah menderita sakit dan jelas kemungkinannya bisa bertambah,” kata Boris Johnson saat mengunjungi sebuah fasilitas kesehatan di London, Inggris, seperti dilansir Reuters pada Ahad, 1 Maret 2020.
Boris Johnson bakal memimpin rapat komite respon darurat, yang dibuat pemerintah. Ini menunjukkan pemerintah meningkatkan upaya mengatasi penyebaran virus Corona, yang bermula di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina bagian tengah.
Virus ini telah menimbulkan korban jiwa sebanyak sekitar 3 ribu orang di sekitar 50 negara. Mayoritas korban berada di Cina.
“Saya merasa sangat yakin negara ini memiliki kapasitas untuk menanganinya,” kata dia.
Johnson mengatakan pemerintah mempertimbangkan untuk menutup sementara sejumlah sekolah dan membatalkan gelaran acara publik untuk mencegah penyebaran virus ini lebih lanjut.
Pemerintah juga mengkaji untuk mengaktifkan kembali pekerja medis yang telah pensiun untuk membantu penanganannya pasien.
Ada juga rencana untuk mengizinkan publik bekerja dari rumah hingga musim panas saat virus Corona akan lebih mudah ditangani.
Kepala Medis Inggris, Chris Whitty, mengatakan ada 12 kasus infeksi baru virus Corona hingga Ahad kemarin. Ini membuat total jumlah korban infeksi mencapai 35 orang. Sedangkan pemerintah Skotlandia menambahkan satu korban infeksi sehingga totalnya menjadi 36 orang.
Pemerintah Cina, seperti dilansir Channel News Asia, mengatakan jumlah korban infeksi baru virus Corona pada Ahad sebanyak kurang dari 200 orang. Jumlah ini merupakan yang terendah sejak Januari 2020. Mayoritas korban infeksi berada di Kota Wuhan, Provinsi Hubei.