TEMPO.CO, Jakarta - Wilayah perbatasan barat laut Turki dipenuhi imigran yang ingin menyeberang ke Eropa. Mereka rela ke Benua Biru meski hanya menggunakan perahu atau bahkan berenang.
Kota Edirne di Turki yang menghubungkan wilayah itu dengan Yunani, dipisahkan sungai Meric. Ribuan imigran yang tiba di Edirne, berenang atau menggunakan perahu datar atau sampan demi bisa ke Eropa.
Migran di Turki menyebrang menggunakan perahu menuju Eropa. Sumber: aa.com.tr
Para imgran yang menyeberangi Sungai Meric dikonfrontasi oleh pasukan keamanan Yunani, yang bahkan melepaskan tembakan ke udara demi bisa mencegah mereka memasuki wilayah Turki. Di area perbatasan dipasang pengumuman dalam sejumlah bahasa, seperti Turki, Arab dan Inggris yang meminta para imigran mundur (tidak masuk ke Yunani).
Kutip dari aa.com.tr, pada 27 Februari 2020, sebanyak 34 tentara Turki gugur dan puluhan lainnya luka-luka dalam sebuah serangan udara yang dilakukan Angkatan Bersenjata Suriah di Kota Idlib. Pada keesokan hari setelah serangan itu, Turki mengumumkan tidak akan menghentikan imigran yang ingin ke Eropa.
Turki saat ini telah menjadi tuan rumah bagi hampir empat juta imigran dari Suriah dan jumlah yang lebih banyak dari negara lain. Turki sudah menyampaikan keluhan ke Eropa yang dianggap cedera janji untuk membantu para imigran itu.