TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Prancis pada hari Sabtu melarang sementara pertemuan publik dengan 5.000 orang lebih karena wabah virus Corona ketika Prancis melaporkan 16 kasus baru.
Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran mengatakan setelah rapat kabinet khusus bahwa jumlah kasus yang dikonfirmasi telah meningkat menjadi 73. Dari semua kasus, dua telah meninggal, 59 di rumah sakit, dan 12 telah pulih, dikutip dari laporan Reuters, 1 Maret 2020.
Langkah ini dilakukan setelah Swiss pada hari Jumat melarang acara yang diperkirakan akan menarik lebih dari 1.000 orang dalam upaya untuk mengekang penyebaran penyakit.
Sementara itu di Italia sekolah dan universitas akan tetap ditutup untuk minggu kedua berturut-turut di tiga wilayah utara dalam upaya untuk menahan wabah penyakit virus Corona di Eropa.
"Semua pertemuan publik yang melibatkan lebih dari 5.000 orang di ruang terbatas sementara dilarang di Prancis," kata Veran. "Langkah-langkah ini bersifat sementara dan kami kemungkinan harus merevisinya. Mereka bersifat restriktif dan paradoks, kami harap mereka tidak bertahan lama karena itu berarti kami akan menahan penyebaran virus."
Orang-orang yang memakai masker pelindung berjalan ketika mereka tiba di bandara Charles de Gaulle dekat Paris, Prancis, ketika wabah virus Corona terus berkembang, 29 Februari 2020. [REUTERS / Gonzalo Fuentes]
Akibat larangan ini half-marathon Paris yang rencananya diadakan pada Ahad dengan lebih dari 40.000 pelari dibatalkan, dan pertunjukan pertanian tahunan ibu kota akan ditutup sehari lebih awal pada hari Sabtu, kata Veran.
Sementara itu, pekan raya properti internasional tahunan yang dijadwalkan akhir bulan ini di Cannes, Prancis selatan, telah ditunda ke Juni.
Pemerintah juga telah melarang semua pertemuan publik di distrik Oise di utara Paris dan di La Balme-de-Sillingy, sebuah kota di Pegunungan Alpen Prancis di mana kasus virus Corona telah dilaporkan.