Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Erdogan Telepon Putin agar Rusia Menyingkir dari Provinsi Idlib

image-gnews
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.[Presidential Press Office / Handout via REUTERS]
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.[Presidential Press Office / Handout via REUTERS]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Sabtu bahwa ia telah meminta Presiden Vladimir Putin agar Rusia menyingkir dan membiarkan Turki melawan pasukan pemerintah Suriah sendiri setelah 34 tentara Turki terbunuh minggu ini.

Tetapi pasukan pemerintah Suriah, yang didukung oleh kekuatan udara Rusia, terus melakukan serangan udara di provinsi barat laut Idlib, menyerang kota strategis Saraqeb yang terletak di jalan penting, menurut laporan lembaga pemantau perang Suriah, Syrian Observatory, dikuti dari Reuters, 1 Maret 2020.

Serangan udara pasukan pemerintah Suriah adalah bagian dari serangan besar-besaran untuk merebut Provinsi Idlib, bagian dari wilayah terakhir yang tersisa yang diduduki oleh pemberontak yang didukung oleh Turki.

Turki, yang telah mengerahkan pasukan ke Idlib, juga menyerang balik, menewaskan 26 tentara pro Assad di sekitar Idlib dan pedesaan Aleppo, kata Syrian Observatory. Pemberontak yang didukung Turki mengatakan mereka telah merebut kembali enam kota dan desa di Idlib selatan.

Dengan diplomasi disponsori oleh Ankara dan Moskow untuk meredakan ketegangan, Turki semakin dekat dengan konfrontasi dengan Rusia di medan perang di Suriah.

Berbicara di Istanbul, Erdogan mengatakan dia telah memberi tahu Putin dalam panggilan telepon untuk menyingkir dari jalan turki dan membiarkan Turki melakukan apa yang harus dilakukan dengan pemerintah Suriah. Dia mengatakan Turki tidak berniat meninggalkan Suriah saat ini.

"Kami pergi ke sana karena kami diundang oleh orang-orang Suriah. Kami tidak berniat untuk pergi sebelum orang-orang Suriah mengatakan, 'Oke, ini sudah selesai'," kata Erdogan.

Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan selama konferensi pers setelah pembicaraan mereka di Sochi, Rusia 22 Oktober 2019. [Sputnik / Alexei Druzhinin / Kremlin via REUTERS]

Erdogan meminta Putin "untuk keluar dari jalan" dan membiarkan pasukan Turki berurusan dengan Presiden Suriah Bashar Assad, kata pemimpin Turki itu kepada Partai AK-nya, pada Sabtu, menurut laporan RT.com.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Erdogan sedang menjelaskan kepada anggota parlemen tentang penanganan pemerintahnya terhadap eskalasi di Provinsi Idlib, Suriah barat laut, tempat pasukan Turki dan Suriah terlibat dalam beberapa bentrokan selama beberapa pekan terakhir.

Menggambarkan percakapan teleponnya dengan Putin, Erdogan mengatakan jika kepentingan Rusia di Suriah adalah untuk mempertahankan kehadiran militer di sana, Turki, anggota NATO, tidak keberatan dengan itu.

Milisi Suriah menetapkan target untuk artileri di dekat Idlib, Suriah 27 Februari 2020. [REUTERS / Umit Bektas]

Tiga putaran pembicaraan antara Rusia dan Turki gagal menghasilkan gencatan senjata, tetapi Kremlin mengatakan pada hari Sabtu bahwa Putin dan Erdogan akan membahas semua aspek konflik Suriah dalam pembicaraan yang direncanakan di Moskow.

Namun, sejauh ini keduanya tidak menetapkan tanggal tetapi para pejabat di kedua belah pihak mengatakan perundingan akan pada 5 atau 6 Maret.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan kepada wartawan di Doha bahwa masalah Idlib dapat diselesaikan hanya ketika Erdogan dan Putin bertemu.

Menyusul pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, Cavusoglu juga mengatakan Turki menginginkan Amerika Serikat mengirim sistem rudal Patriot sebagai dukungan di Idlib. Ankara sebelumnya telah menyuarakan permintaan itu, mengatakan pihaknya menghadapi ancaman rudal udara di wilayah tersebut.

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat bahwa Washington sedang mempertimbangkan dukungan untuk Turki di Idlib dengan berbagi informasi dan peralatan, tetapi bantuan apa pun tidak akan melibatkan gerakan militer oleh unit-unit Amerika Serikat.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

22 jam lalu

Ismail Haniyeh REUTERS
Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.


10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

1 hari lalu

Warga Afghanistan berkumpul untuk naik bus saat mereka bersiap untuk kembali ke rumah, setelah Pakistan memberikan peringatan terakhir kepada migran tidak berdokumen untuk pergi, di halte bus di Karachi, Pakistan 29 Oktober 2023. REUTERS/Akhtar Soomro
10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?


Pemimpin Tertinggi Iran untuk Pertama Kali Tanggapi Serangan ke Israel, Begini Katanya

3 hari lalu

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, bertemu dengan keluarga salah satu anggota Korps Garda Revolusi Islam yang tewas dalam serangan udara Israel di kompleks kedutaan Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, saat upacara pemakaman di Teheran, Iran, 4 April 2024. Kantor Pemimpin Tertinggi Iran/WANA (Kantor Berita Asia Barat)/Handout via REUTERS
Pemimpin Tertinggi Iran untuk Pertama Kali Tanggapi Serangan ke Israel, Begini Katanya

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei untuk pertama kalinya bereaksi terhadap serangan negaranya terhadap Israel awal bulan ini


Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

3 hari lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan berbicara dalam rapat umum solidaritas dengan warga Palestina di Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Istanbul, Turki 28 Oktober 2023. REUTERS/Dilara Senkaya
Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berusaha untuk menjadi penengah dalam konflik Gaza yang telah mengguncang Timur Tengah sejak 7 Oktober.


Putin Buka Suara Soal Serangan Israel, Iran Sebut Terpaksa

6 hari lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi saat pertemuan di Moskow, Rusia 7 Desember 2023. Sputnik/Sergei Bobylev/Pool via REUTERS
Putin Buka Suara Soal Serangan Israel, Iran Sebut Terpaksa

Putin menelepon Ebrahim Raisi untuk membahas serangan Iran ke Israel.


Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

6 hari lalu

Anggota Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) menghadiri latihan militer pasukan darat IRGC di daerah Aras, provinsi Azerbaijan Timur, Iran, 17 Oktober 2022. WANA NEWS AGENCY/ REUTERS
Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

Konsulat Iran di Damaskus diserang Israel. Garda Revolusi Iran beri serangan balasan dengan tembakkan ratusan rudal ke Israel akhir pakan lalu.


Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

6 hari lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadiri konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) di Kanselir di Berlin, Jerman, 17 November 2023. REUTERS/Liesa Johannssen
Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.


Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

7 hari lalu

Ilustrasi digital nomad (Pixabay)
Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?


15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

8 hari lalu

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional. Foto: Canva
15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional.


Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

9 hari lalu

Kayseri, Turki. Unsplash.com/yusuf Onuk
Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

Turki memiliki kereta wisata baru yang akan membawa wisatawan menjelajahi situs bersejarah di negara tersebut