TEMPO.CO, Jakarta - Penyebaran virus corona yang sangat cepat hingga ke total empat benua dan berdampak pada pasar dunia, telah mendorong Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada Jumat, 28 Februari 2020, menaikkan risiko peringatan menjadi sangat tinggi. Wabah virus corona yang mematikan sangat diharapkan segera mereda dalam beberapa bulan ke depan dan aktivitas kembali normal.
WHO dalam keterangannya menyebut telah menaikkan penilaian risiko global dari tinggi menjadi sangat tinggi dengan tujuan menjadi perhatian penuh otoritas nasional. Data WHO terakhir menunjukkan 82 ribu orang terjangkit virus corona, dengan 2.700 kasus berujung kematian di Cina dan 57 kematian lainnya di 46 negara.
“Saya rasa setiap negara harus mencek, bangkit, bersiap karena virus ini mungkin saja dalam perjalanan dan Anda harus siap,” kata Kepala WHO Mike Ryan, seperti dikutip dari reuters.com.
Rumah Sakit Kamkar di kota Qom, Iran, yang diperuntukkan bagi orang yang terkena virus Corona.[Tasnim News Agency/Radio Farda]
Virus corona saat ini sudah menjangkiti Meksiko, Nigeria, Selandia Baru, Lithuania, Belarusia dan Azerbaijan, dimana mereka yang terinfeksi terkait dengan pusat penyebaran di Italia dan Iran. Meksiko telah menjadi negara Amerika Latin kedua yang menangani pasien dengan virus corona setelah Brazil.
Penyebaran virus corona dikhawatirkan semakin sulit diberantas. Banyak pasien virus corona di Cina dipulangkan ke rumah dan beberapa negara terus mengkonfirmasi adanya pasien-pasien baru yang terjangkit virus corona, kadang beberapa pekan setelah mereka diperbolehkan meninggalkan rumah sakit.
Demi menekan penyebaran virus ini, beberapa negara mulai memberlakukan agar sekolah diliburkan dan acara-acara besar dibatalkan. Penyakit yang disebabkan virus corona gejalanya mirip flu.
Penyebaran virus corona ini telah membuat Switzerland membatalkan pameran mobil internasional Jenewa pada pekan depan. Sedangkan bursa efek New York sudah menyiapkan rencana darurat agar mereka bisa tetap beroperasi jika lantai bursa harus ditutup.