TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Kedutaan Besar RI (KBRI) di Seoul, Korea Selatan dan IIPC Seoul tutup sementara per Jumat 28 Februari 2020 sampai dengan waktu yang akan ditentukan kemudian. Keputusan itu diambil menyusul penyebaran virus corona atau COVID-19 di negeri Gingseng dan satu kasus terkonfirmasi pasien COVID-19 di Yeouido yang diumumkan otoritas setempat pada sore hari Kamis 27 Februari 2020.
Baik kompleks KBRI Seoul maupun kantor IIPC Seoul berada dalam radius yang sangat dekat dari pergerakan pasien tersebut di kawasan Yeouido. Langkah ini juga dalam rangka upaya pencegahan serta menjamin keamanan dan keselamatan bersama.
Suasana di gedung KBRI Seoul, Korea Selatan. Sumber: dokumen KBRI
Dengan penutupan ini, maka staf KBRI dan IIPC Seoul akan bekerja dari rumah masing-masing. Loket layanan publik untuk pengurusan visa, paspor dan jasa-jasa konsuler juga sementara ditutup. Untuk kasus-kasus darurat bisa hubungi telepon hotline nomor +82-10-5394-2546.
"Penutupan layanan ini hanya bersifat sementara, untuk memastikan kondisi pelayanan yang kondusif sehubungan dengan merebaknya wabah virus Covid-19 yang sudah menjangkiti korban dengan radius dekat kantor pelayanan KBRI. Hal ini juga sesuai dengan kebijakan pemerintah setempat untuk mengurangi pengumpulan orang dalam jumlah besar pada satu waktu dan satu tempat," kata Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Umar Hadi, Kamis, 27 Februari 2020, waktu setempat.
Duta Besar RI bersama tim inti Satgas Bahaya COVID-19 terus bekerja 24 jam seminggu di Posko KBRI Seoul dan Posko Aju (dekat Daegu) untuk terus melakukan langkah-langkah perlindungan WNI di Korea Selatan. Langkah-langkah pengamanan ekstra dan sterilisasi kompleks KBRI Seoul dan kantor IIPC Seoul sedang terus dilakukan.
Jumlah pasien yang positif terjangkit virus corona di Korea Selatan terus meningkat menjadi 1.146 atau bertambah 169 kasus infeksi baru per 25 Februari 2020. Penyebaran virus corona di Korea Selatan diduga bermula dari salah satu anggota gereja, seorang perempuan, 61 tahun, dan mengalami demam pada 10 Februari 2020. Dia telah mengikuti empat kali layanan misa di gereja di Daegu itu sebelum diketahui terkena virus mematikan tersebut.