TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Jepang memutuskan untuk membatalkan atau menunda event-event olahraga mereka selama dua pekan menyusul semakin parahnya epidemi virus Corona (COVID-19). Hal tersebut untuk memastikan virus Corona bisa ditangani sefektif mungkin tanpa harus membatalkan event Olimpiade 2020.
"Menimbang bahwa 1-2 pekan ke depan akan sangat penting dalam pengendalian penyebaran virus Corona, kami rasa terlalu beresiko untuk menggelar event olahraga atau festival budaya di mana orang-orang dalam jumlah besar akan berkumpul," ujar Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, dalam rapat di parlemen, Rabu, 26 Februari 2020.
Beberapa hari sebelum Abe memutuskan untuk membatalkan atau menunda event-event olahraga, beberapa promotor sudah mengambil langkah siaga. Penyelenggara pertandingan baseball di Jepang, misalnya, memutuskan untuk menggelar pertandingan tanpa penonton untuk mereduksi kemungkinan penyebaran virus Corona.
Di beberapa daerah, sekolah dan kantor ikut diliburkan selain pembatalan event olahraga. Di Hokkaido, misalnya, sekolah dari tingkat dasar hingga tinggi diliburkan untuk durasi yang belum ditentukan. Sementara itu, untuk kantor, ada yang diliburkan sepenuhnya, ada juga yang pegawainya diminta untuk bekerja dari rumah.
Hokkaido sendiri adalah salah satu wilayah paling terdampak virus Corona selain Tokyo. Di Tokyo ada 133 kasus virus Corona sementara di Hokkaido ada 38 kasus. Adapun total korban meninggal akibat virus Corona di seluruh Jepang adalah 6 orang, termasuk menghitung korban dari kapal Diamond Princess yang terjebak di dermaga Yokohama selama dua pekan.
Hingga berita ini ditulis, jumlah kasus virus Corona di seluruh dunia sudah mencapai 81.183 kasus. Jumlah korban meninggal ada 2.769 orang, diikuti dengan jumlah pasien sembuh ada 30.002 orang.
Penyumbang angka terbesar adalah Cina yang menjadi lokasi awal penyebaran virus Corona (COVID-19). Di sana ada 78.064 kasus virus Corona dan 2.715 korban meninggal.
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA