TEMPO.CO, Jakarta - Aljazair menjadi negara kedua di benua Afrika yang menangani kasus virus corona (COVID-19) setelah Kementerian Kesehatan Aljazair Abderrahmane Benbouzid mengumumkan kasus pertama yang terjadi di negara itu pada Selasa, 25 Februari.
Pasien yang positif virus corona tersebut merupakan warga negara Italia yang baru saja tiba di Aljazair pada 17 Februari lalu. Benbouzid mengatakan pasien itu kini telah berada dalam karantina dan sedang menjalani perawatan.
Warga Iran memakai masker pelindung saat berjalan di sebuah jalan di Kota Teheran, Selasa 25 Februari 2020. Iran menjadi negara di luar Cina dengan jumlah kematian tertinggi akibat virus Corona atau COVID-19 per hari ini sejak virus itu mewabah Desember lalu. ANTARA FOTO/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS/Nazanin Tabatabaee/wsj.
Italia, negara asal pasien virus corona itu, saat ini menjadi negara terparah terdampak virus corona di benua Eropa dengan 11 kasus korban tewas dan lebih dari 300 kasus virus corona terkonfirmasi, bahkan penyebaran wabah mematikan itu telah sampai pada bagian utara Italia.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO sedang dalam upaya mengirim tim ahli menuju Aljazair untuk membantu otoritas kesehatan di sana. Direktur Jenderal WHO untuk wilayah Afrika, Matshidiso Moeti mengatakan Aljazair adalah salah satu dari 13 negara yang diidentifikasi WHO sebagai prioritas utama untuk kesiap-siagaan karena hubungan langsung mereka.
Menurut laporan situs The Lancet tiga negara Aljazair, Mesir, dan Afrika Selatan berisiko tertinggi terjangkit penyebaran virus corona di kawasan Benua Afrika mengingat tingginya volume perjalanan wisata ke Cina. Aljazair adalah salah satu negara yang memulangkan warganya dari Wuhan, sebuah Kota di Cina, yang menjadi awal mula penyebaran virus corona.
“Negara yang berpeluang terdampak wabah harus mempersiapkan upaya untuk menekan penyebaran dan meningkatkan kegiatan kesiapsiagaan mereka, ”kata Moeti, Rabu 26 Februari 2020.
Kekhawatiran saat ini menyebar apalagi beberapa negara Afrika memiliki sistem kesehatan yang lemah sehingga tidak mungkin memiliki kapasitas cukup untuk mengendalikan penyebaran virus. Para menteri kesehatan di seluruh Afrika pada akhir pekan lalu mengadakan pertemuan darurat untuk membahas strategi terbaik pencegahan wabah di benua Afrika. Dalam pertemuan itu, Moussa Faki Mahamat, Ketua Komisi Uni Afrika, bidang eksekutif blok mengatakan dampak buruk virus Corona memukul sektor ekonomi dan sosial.
"Epidemi ini adalah tragedi manusia dan sudah melumpuhkan kegiatan ekonomi. Jika kita tidak segera mengambil tindakan, dampak sosial-ekonomi akan sangat besar di Afrika dan seluruh dunia," ujar Mahamat, dalam pertemuan darurat para menteri kesehatan Uni Afrika di Addis Ababa, ibu kota Etiopia.
Dia mengatakan negara-negara di Afrika sudah merasakan dampaknya, terlebih Cina yang merupakan salah satu mitra ekonomi bagi Afrika telah terinfeksi wabah COVID-19 atau virus corona dengan lebih dari 2.700 angka kematian.
SAFIRA ANDINI | SOUTH CHINA MORNING POST