TEMPO.CO, Jakarta - Mahathir Mohamad mengusulkan untuk memimpin pemerintah persatuan tanpa oposisi dan telah mengundang anggota parlemen dari berbagai partai politik saingan untuk bergabung.
Reuters melaporkan sumber-sumber politik mengatakan ini pada hari Selasa, setelah pengunduran dirinya sebagai perdana menteri.
Mahathir mengusulkan gagasan koalisi besar kepada para pemimpin partai-partai politik besar yang ia temui pada Selasa pagi, termasuk partai dari koalisinya, Pakatan Harapan, yang baru saja runtuh dan partai-partai yang kata dalam pemilihan 2018, kata sumber tersebut, dikutip dari Reuter, 26 Februari 2020.
"Dengan tidak adanya kandidat lain, tampaknya Mahathir siap untuk membentuk pemerintah," kata salah satu dari empat sumber dengan pengetahuan langsung tentang masalah tersebut.
"Tidak akan ada entitas politik apa pun. Kami mungkin pemerintah tanpa partai," kata sumber itu.
Sumber kedua mengatakan, "Rencananya sekarang adalah untuk pemerintah persatuan non-partisan."
Sumber tidak mau diidentifikasi karena mereka tidak berwenang berbicara kepada media. Kantor Mahathir tidak memberikan komentar segera.
Mantan Deputi Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim menemui Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad setelah ia bebas dari hukuman, di National Palace, Kuala Lumpur, Malaysia, 16 Mei 2018. Department of Information/Krish Balakrishnan/Handout via REUTERS
Anwar Ibrahim, ketua Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang masuk dalam koalisi Pakatan Harapan, sebelumnya menampik Mahathir ikut andil dalam plot yang ingin membentuk pemerintahan baru tanpa PKR, menurut laporan Malaysiakini. Mahathir menjanjikan memberikan kekuasaan kepada Abwar setelah pemilu 2018, namun tidak ditentukan tanggal pasti transisi. Dengan runtuhnya koalisi Pakatan Harapan, maka peluang peralihan kekuasaan kepada Anwar semakin kecil.
Sebuah pemerintah persatuan bisa memberi Mahathir otoritas yang lebih besar daripada selama masa jabatan sebelumnya sebagai perdana menteri dari tahun 1981 hingga pensiun pada tahun 2003.
Mahathir menghancurkan koalisi Pakatan Harapan dengan mundur sebagai perdana menteri dan ketua partai PPBM (Bersatu) pada Senin.
Tetapi raja segera menunjuk Mahathir sebagai perdana menteri sementara dengan otoritas penuh sampai pemerintahan baru terbentuk.
Sementara itu, istana mengatakan Raja Malaysia akan berusaha menemukan seseorang dengan dukungan mayoritas untuk membentuk pemerintahan baru setelah pengunduran diri Mahathir, dengan mengadakan pertemuan individu dengan 222 anggota Dewan Rakyat terpilih pada hari Selasa dan Rabu.