TEMPO.CO, Jakarta - Swiss dan Irak melaporkan kasus pertama virus Corona atau COVID-19 warga negaranya pada Selasa kemarin.
Seorang pria Swiss berusia 70 tahun dinyatakan positif terkena virus Corona di kanton Ticino selatan Swiss, dekat dengan perbatasan Italia, kata otoritas kesehatan Swiss pada Selasa, dikutip dari Reuters, 26 Februari 2020.
"Orang yang terinfeksi berada di Italia sekitar sepuluh hari yang lalu dan berpartisipasi dalam sebuah acara di dekat Milan," kata kementerian kesehatan Swiss dalam sebuah pernyataan.
Para pejabat mengatakan tidak jelas pada acara mana pria itu terinfeksi. Orang-orang yang telah memiliki kontak dengan pasien saat ini sedang diidentifikasi dan dimasukkan ke karantina selama 14 hari.
Penyebaran qabah terbesar di Eropa saat ini terjadi di Italia, dengan lebih dari 280 infeksi dan 11 kematian. Virus menyebar di wilayah utara Lombardy dan Veneto, ke pusat Tuscany, wilayah pantai Liguria dan Sisilia di selatan.
Sementara satu keluarga Irak yang terdiri dari empat orang dan baru kembali dari Iran dinyatakan positif terkena virus Corona di Provinsi Kirkuk. Mereka adalah warga Irak pertama yang diketahui menderita penyakit itu, sehari setelah seorang mahasiswa Iran di Najaf menjadi kasus pertama yang dikonfirmasi Irak.
Warga Irak memakai masker pelindung, setelah wabah virus Corona sampai ke Timur Tengah, ketika mereka berjalan melewati ban terbakar yang dinyalakan oleh pengunjuk rasa Irak untuk memblokir jalan selama protes anti-pemerintah yang sedang berlangsung di Nassiriya, Irak 25 Februari 2020. [REUTERS / Ahmed Dhahi]
Di Mosul, semua kantor publik akan ditutup pada hari Rabu dan Kamis, kata gubernur. Masjid diinstruksikan untuk memasukkan imbauan tentang menghindari virus Corona dalam khotbah Jumat mereka.
Irak sangat prihatin virus Corona dari Iran menyebar ke Irak. Negara ini memiliki ikatan budaya dan agama dengan tetangganya dan menerima jutaan peziarah Iran setiap tahun di acara keagamaan.
Pemerintah Irak, yang telah melarang semua perjalanan dari Iran dan Cina, menambahkan Italia, Thailand, Korea Selatan, Singapura, dan Jepang, ke dalam daftar larangan perjalanan pada hari Selasa. Warga Irak yang kembali dikecualikan, seperti halnya diplomat.
Pada hari Selasa pemerintah mendesak warga Irak untuk menghindari semua pertemuan publik. Pertemuan dilarang di Najaf, salah satu situs ziarah yang paling banyak dikunjungi di dunia. Sekolah dan universitas ditutup selama 10 hari di Najaf dan tanpa batas di Kirkuk. Wilayah otonomi Kurdi utara membatalkan semua pendidikan sampai setelah liburan 20 Maret.
Iran telah melaporkan 16 kematian akibat virus Corona, menjadikannya kematian terbanyak di luar Cina, dan setidaknya 95 kasus dikonfirmasi termasuk wakil menteri kesehatan. Pada hari Senin dikatakan ada 900 kasus yang dicurigai, yang jika dikonfirmasi, akan menjadi yang paling tinggi di luar Cina. Kantor berita semi-resmi Mehr mengatakan 320 orang telah dirawat di rumah sakit di Iran.
Para pakar internasional khawatir bahwa angka resmi kemungkinan mengecilkan skala wabah di Iran.
Empat suspek baru di Irak ditempatkan di karantina, kata kementerian kesehatan. Sementara mahasiswa Iran yang terinfeksi virus Corona dikirim dipulangkan Irak kembali ke Iran dengan ambulans.