TEMPO.CO, Jakarta - Viral rekaman video di Facebook yang membuat basah hati banyak orang saat Quaden Bayles, 9 tahun, anak laki-laki asal Australia, mengatakan pada ibunya dia lebih baik mati daripada harus menghadapi perundungan di sekolah. Bayles diketahui menderita dwarfism, yakni sebuah kelainan tubuh yang membuat tinggi badannya tak bisa lebih dari 147 cm atau cebol.
“Saya ingin seseorang membunuh saya,” kata Bayles, seperti dikutip dari globalnews.ca, Minggu, 23 Februari 2020.
Quaden Bayles, 9 tahun, mengalami perundungan di sekolah hingga dia ingin bunuh diri. Sumber: TV Shows Ace
Dalam rekaman video yang viral itu, ibu Bayles yang bernama Yarraka Bayles dapat terdengar memberikan nasehat pada putranya. Yarraka mengaku harus terus mengawasi putranya yang mencoba bunuh diri.
“Inilah dampak dari perundungan dan Anda semua bingung kenapa anak-anak bunuh diri,” kata Yarraka.
Video berdurasi enam menit itu menyebar dengan cepat hingga ditonton lebih dari 23 juta kali di Facebook dan mengundang banyak reaksi. Yarraka merekam pembicaraannya itu dengan Bayles pada Rabu, 19 Februari 2020 setelah teman sekelas Bayles kembali melakukan perundungan hingga membuatnya menangis.
Bayles didiagnosa menderita Achondroplasia dwarfism tak lama setelah dia lahir. Yarraka mengatakan kondisi ini telah membuat putranya harus menanggung perundungan yang hampir setiap hari dan berlangsung selama bertahun-tahun.
Penderitaan Bayles yang diunggah ibunya ke media sosial telah mendorong ribuan orang mengirimkan pesan dukungan, termasuk dari sejumlah aktor kawakan dan komedian. Brad Williams, komedian asal Los Angeles, Amerika Serikat yang tumbuh dalam kondisi tubuh yang sama, ikut memberikan komentar.
“Anak ini mengalami perundungan hingga membuatnya menangis karena dia berbeda, namun dia akan tahu ada orang-orang baik hati di luar sana yang membuatnya dicintai,” kata Williams yang berencana mengajak Bayles bermain ke Disneyland.