TEMPO.CO, Jakarta - Jika wabah virus corona terbanyak di Cina menyerang warga kota Wuhan, maka di Korea Selatan, wabah virus mematikan ini terbanyak menyerang umat Gereja Shincheonji di Daegu, kota terbesar keempat negara itu.
Lebih dari setengah total kasus infeksi virus Corona ditemukan di komunitas gereja Shincheonji, menurut laporan Pusat Pencegahan dan Pengawasan Penyakit Korea Selatan.
Total jumlah kasus infeksi virus Corona 433 kasus, 231 kasus di antaranya ditemukan di komunitas gereja Shincheonji.
Menurut laporan CNN, 22 Februari 2020, sektiar 9.300 umat gereja Shincheonji telah melakukan karantina sendiri dan akan menjalani pemeriksaan kesehatan, menurut laporan Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan.
Sebanyak 74 gereja yang terafiliasi dengan gereja Shincheonji sudah ditutup untuk mencegah penularan virus Corona.
Pihak gereja juga telah menyatakan sangat menyesal karena begitu banyak orang terjangkit virus itu di komunitas gereja.
Situasi ini membuka ruang bagi banyak orang mengkritik gereja yang disebut kontroversi itu.
"Para pengikut Shincheonji percaya Lee Man-hee (pendiri) abadi dan memiliki kehidupan yang abadi," kata Universitas Presbyterian Busan di Korea Selatan, seperti dilaporkan Euro News.
Menurutnya, para umat Gereja Shincheonji kerap duduk bersama beribadah dalam waktu yang lama.
"Kami melihat bahwa ada kemungkinan karakteristik banyak orang duduk berdekatan dalam ruang yang sangat terbatas dan mengadakan ibadah selama lebih dari satu jam (dapat menyebabkan) beberapa yang terpapar menularkannya ke banyak orang," kata Jung Eun-Kyeong, direktur Pusat Pencegahan dan Pengawasan Penyakit Korea Selatan, seperti dilaporkan CNN.
Menyadari wabah virus Corona, pemimpin Gereja Schincheonji menyatakan telah menghentikan seluruh ibadah, pertemuan dan aktivitas lainnya dan gedung-gedung dibersihkan.