TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan orang melakukan aksi turun ke jalan menyusuri wilayah tengah Ibu Kota London pada Sabtu, 22 Februari 2020, menuntut agar pendiri situs WikiLeaks, Julian Assange, dibebaskan. Diantara mereka yang melakukan protes itu adalah Roger Waters, pendiri kelompok band rock Pink Floyd dan designer Vivienne Westwood.
Dikutip dari reuters.com, mereka yang menuntut agar Assange dibebaskan melambai-lambaikan poster bertulis ‘jurnalisme bukan sebuah kejahatan’. Ada pula poster bertulis ‘kebenaran akan membebaskan mu’. Aksi jalan dimulai dari Australia House menuju Parlemen Square di London, Inggris, dimana ditempat itu mereka disambut oleh ayah Assange, John Shipton.
John Shipton, tengah, 74 tahun, ayah Julian Assange. Sumber: Reuters / Will Russell/RT.com
Menurut Shipton kurungan yang terlalu lama yang dialami oleh Assange telah mencederai kesehatannya. Dia pun tak bisa menutupi kekhawatiran melihat putranya yang bakal dikirim ke Amerika Serikat yang sama dengan melakukan hukuman mati padanya.
Rencananya sidang terhadap Assange akan dilakukan pada Senin, 24 Februari 2020 untuk memutuskan apakah Assange yang lahir di Australia akan diekstradisi ke Amerika Serikat atau tidak. Sidang ini dilakukan 10 tahun sejak WikiLeaks mempublikasikan rahasia Negeri Abang Sam hingga membuat Washington marah besar.
Assange, 48 tahun, sebelumnya menghabiskan waktu 7 tahun berlindung di dalam Kedutaan Ekuador di London, Inggris. Namun pada April 2019, dia diseret keluar dari sana dan saat ini menghadapi 18 dakwaan tindak kriminal yang diantaranya berkonspirasi membajak sejumlah komputer milik negara dan mencederai undang-undang mata-mata. Dia bisa menghabiskan waktu puluhan tahun di penjara jika terbukti bersalah.
Sebelumnya pada Kamis, 20 Februari 2020, Dunja Mijatovic, Komisi HAM Dewan Eropa, mengatakan Assange tidak seharusnya diekstradisi karena itu akan berdampak pada kebebasan pers. Sedangkan pada Jumat, 22 Februari 2020, Pengacara Assange, Eric Dupond-Moretti mengatakan tim kuasa hukum Assange akan menghubungi Presiden Prancis Emmanuel Macron agar Assange mendapatkan suaka perlindungan di Prancis.
Assange mengatakan putra bungsunya dan ibu dari putranya itu adalah warga negara Prancis, namun permohonan suaka yang diajukannya pada 2015 ditolak Prancis. Diharapkan naiknya dukungan bagi Assange pada pekan ini bisa membuatnya mendapat pengampunan dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.