TEMPO.CO, Jakarta - Intelijen Amerika Serikat mengungkapkan Rusia akan kembali ikut campur dalam pemilihan presiden AS pada tahun 2020 demi memenangkan Donald Trump untuk kedua kalinya sebagai presiden.
Tiga pejabat top komunitas intelijen AS menjelaskan kepada CNN tentang hasil pertemuan mereka dengan parlemen pekan lalu yang memaparkan upaya Rusia ikut campur dalam pilpres AS.
CNN, 21 Februari 2020 melaporkan, pejabat top keamanan AS Shelby Pierson menjelaskan secara lengkap upaya Rusia untuk mengganggu pilpres termasuk merisak, menyerang media sosial dan infrastruktur pemilihan.
Rusia mendukung Trump, namun bukan itu saja yang ingin mereka upayakan tapi juga untuk memunculkan pertanyaan tentang integritas proses pemilihan.
Pejabat Gedung Putih mengungkapkan, Presiden Trump marah dalam pertemuan dengan Direktur pelaksana Intelijen Nasional Joseph Maguire pekan lalu karena membolehkan informasi tentang upaya ikut campur Rusia dalam pilpres AS 2020 dipaparkan di parlemen.
James Clapper, mantan direktur intelijen nasional di masa Presiden Barack Obama mengatakan kepada CNN dalam acara Wolf Blitzer "The Situation Room" pada Kamis malam mengatakan, Rusia ikut campur kemali dalam pilpres 2020 sangat dapat diprediksi dan bukan hal yang sangat mengejutkan.
"Ini bukan kejutan besar, tetapi menggambarkan tantangan luar biasa bagi komunitas intelijen di mana mereka menemukan fakta yang tidak ingin didengar presiden, dan akibatnnya penyampai pesan Joe Maguire diminta untuk mundur," kata Clapper.
Maguire resmi mengundurkan diri setelah Presiden Trump memutuskan tidak memilih dirinya sebagai pemimpin badan intelijen itu secara penuh waktu. Presiden Trump menyebut Richard Grenell, loyalis dan saat ini menjabat sebagai Duta Besar AS untuk Jerman sebagai pengganti Maguire.
Demokrat menyatakan prihatin atas penunjukkan Grenell yang tidak memiliki pengalaman intelijen. Partai ini mempertanyakan apakah penunjukan Grenell sebagai manuver atas amarah Trump terhadap Maguire yang mengungkap tentang Rusia akan kembali ikut campur dalam pilpres AS 2020.