TEMPO.CO, Jakarta - Cina mencoba tetap optimistis perihal pertumbuhan ekonomi mereka. Meski virus Corona dipastikan berdampak negatif ke hal tersebut, mereka masih yakin sifatnya hanya sementara.
"Jelas virus Corona akan berdampak negatif ke perekonomian kami dan neraca perdagangan. Namun, kami yakin hal itu hanya jangka pendek. Dengan pendekatan yang terukur, dampak virus Corona bisa terkontrol," ujar Duta Besar Cina untuk wilayah Asean, Deng Xijun, Jumat, 21 Februari 2020
Berbagai analis memprediksi pertumbuhan ekonomi Cina akan anjlok pada tahun ini akibat virus Corona. Zeng Gang, analis dari National Insitute for Finance and Development di China, misalnya, menyebut perekonomian Cina akan turun 2 persen dari angka 6,1 persen yang dicapai pada tahun lalu. Padahal, angka 6,1 persen sendiri sudah merupakan angka terendah yang dicapai Cina sejak tahun 1990.
Pemerintah dan berbagai bank di Cina tidak ingin pertumbuhan ekonomi jatuh lebih jauh lagi. Oleh karenanya, mereka mengambil sejumlah kebijakan strategis seperti membuka keran pinjaman. Januari kemarin bank komersil di Cina mengucurkan dana pinjaman sebesar 3,34 triliun Yuan atau 477 miliar Dollar AS untuk menjaga operasional usaha-usaha lokal. Angka tersebut hampir setara dengan besarnya total pinjaman dari bank sepanjang tahun 2007.
Xijun yakin langkah-langkah strategis yang diambil bisa memastikan kegiatan ekonomi Cina terus berlanjut dan pertumbuhan ekonomi tidak terpuruk terlalu jauh. Dan, ia harap, negara-negara tetangga seperti negara-negara Asean tidak menghentikan kerjasama dagang dengan Cina di tengah epidemi virus Corona.
"Kami yakin perdagangan dan investasi bisa kembali normal sesegera mungkin. Dan, kami lihat negara-negara tetangga kami juga berupaya menolong usaha-usaha yang terdampak," ujar Xijun.
Ditanyai apa strategi Cina dalam waktu dekat untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama, Xijun mengaku tidak bisa menjawab.
Sebagai catatan, pada tahun lalu, volume perdagangan antara negara-negara Asean dengan Cina mencapai 641 Miliar Dollar AS. Angka tersebut mempertahankan Cina sebagai mitra dagang terbesar Asean selama 11 tahun berturut-turut. Ancaman virus Corona berpotensi mengubah catatan itu untuk tahun ini.
ISTMAN MP