TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa agung Amerika Serikat, William Barr, mempertimbangkan untuk mundur dari posisinya. Hal ini menyusul kisruh pembatalan rekomendasi hukuman untuk Roger Stone oleh Barr yang diduga atas desakan Presiden Donald Trump.
"Barr tahu batasnya," ujar seseorang yang dekat dengan Barr sebagaimana dikutip dari Washington Post, Rabu, 19 Februari 2020.
Baca Juga:
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Presiden Donald Trump mengkritik langkah Departemen Kehakiman Amerika yang merekomendasikan hukuman tujuh hingga seembilan tahun penjara untuk Roger Stone. Stone, yang merupakan sahabat dekat Trump, didakwa telah berbohong di konggres, menghambat pemeriksaan saksi, serta menghalangi penyidikan.
Trump terus melancarkan kritik kepada Departemen Kehakiman selama nyaris sepekan penuh. Hal itu pada akhirnya membuat Barr meradang. Enggan berurusan lagi dengan kritikan Trump, Barr memutuskan untuk menarik rekomendasi hukuman untuk Roger Stone.
Barr tidak berhenti di menarik rekomendasi hukuman, tetapi juga mengkritik balik Trump. Menurutnya, tidak pernah terjadi seorang Presiden mencoba mengintervensi kinerja Departemen Kehakiman untuk melindungi temannya sendiri. Apa yang dilakukan Trump, kata Barr, mengganggu kerjanya dan citra dari Departemen Kehakiman.
Trump, dalam kesempatan terpisah, mengakui bahwa dirinya telah membuat susah Barr. Namun, Ia mengklaim bahwa dirinya melakukan apa yang ia rasa benar dan perlu. "Media sosial sangat membantu dalam hal ini. Sosial media memberiku suara," ujar Trump.
Sementara itu, di saat bersamaan, 1000 lebih mantan pejabat Departemen Kehakiman meminta William Barr untuk benar-benar mengundurkan diri saja.
ISTMAN MP | WASHINGTON POST | REUTERS