TEMPO.CO, Jakarta - Untuk membantu mengatasi trauma tinggal di sebuah zona konflik, seorang ayah di Suriah mengajari anak perempuannya, 3 tahun, untuk tertawa setiap kali mereka mendengar suara ledakan atau pesawat tempur. Langkah ini direkaman oleh si ayah yang disebutnya sebagai sebuah ‘permainan’.
Rekaman video itu diunggah ke media sosial dan menuai komentar sedih dari para pengguna media sosial. Dalam rekaman itu terlihat laki-laki asal Suriah tersebut bertanya pada putrinya apa yang akan dilakukannya setiap kali dia mendengar suara ledakan di luar atau suara sebuah pesawat.
“Kami akan tertawa,” kata anak tersebut menjawab pertanyaan ayahnya, sambil tertawa.
Para pengguna media sosial bereaksi dan menyoroti dampak psikologis perang terhadap anak-anak.
Baca Juga:
“Oh Tuhan ! Betapa menyedihkannya anak-anak memainkan permainan seperti itu demi mengelola emosinya yang polos. Dunia macam apa yang akan kita berikan pada mereka,” kata pengguna media sosial Rabee’a Abrar di Twitter.
Rekaman video itu mengingatkan pada film tentang Perang Dunia II yang berjudul ‘Life is Beautiful’, dimana seorang ayah yang beragama Yahudi bersama putranya dimasukkan ke sebuah kamp kematian Nazi. Dia menggunakan skenario permainan dengan anaknya selama ditahan itu demi melindungi psikologis putranya.
Perang sipil Suriah sudah berlangsung selama hampir sembilan tahun dan telah menjadi salah satu krisis kemanusiaan terburuk di era modern. Perang sipil Suriah telah menewaskan ribuan orang, membuat masyarakat Suriah kehilangan tempat tinggal dan kota-kota hancur. PBB memperkirakan sekitar 900 ribu orang di Kota Idlib, Suriah kehilangan tempat tinggal sejak Desember 2019.