Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

WHO: 80 Persen Pasien Virus Corona Hanya Sakit Ringan

image-gnews
Petugas medis menggunakan pakaian pelindung saat memeriksa pasien terinfeksi virus corona di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan di Wuhan, Cina, 16 Februari 2020. Otoritas kesehatan Cina mengatakan ada 93 korban meninggal baru dan 1.807 korban terinfeksi baru.  China Daily via REUTERS
Petugas medis menggunakan pakaian pelindung saat memeriksa pasien terinfeksi virus corona di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan di Wuhan, Cina, 16 Februari 2020. Otoritas kesehatan Cina mengatakan ada 93 korban meninggal baru dan 1.807 korban terinfeksi baru. China Daily via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepalda Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization, WHO) Tedor Adhanom Ghebreyesus meminta warga dunia untuk tidak panik berlebihan terkait virus Corona (COVID-19). Ia mengklaim, 80 persen pasien virus Corona di seluruh dunia hanya sakit ringan, tidak sakit parah.

"14 persen pasien menderita simptom parah seperti pneumonia, sementara sisanya sakit kritis dengan kerusakan di berbagai organ. Dalam berbagai kasus, mereka yang sakit kritis meninggal," ujar Ghebreyesus sebagaimana dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 18 Februari 2020.

Ghebreyesus melanjutkan bahwa tidak hanya mayoritas pasien virus Corona hanya sakit ringan, tetapi virus itu sendiri juga terhitung lamban menyebar. Ia mengklaim, kecepatan penyebaran virus Corona, terutama di Cina, hanyalah 4 kasus per 100 ribu orang. Dengan kata lain, hanya menyerang sebagian kecil penduduk di sebuah wilayah.

Perkara statistik itu berubah nantinya, Ghebreyesus tidak menyangkal. Menurutnya, segala kemungkinan bisa terjadi, tak terkecuali trend virus Corona meningkat. Namun, kata ia, yang dibutuhkan sekarang adalah sikap yang rasional, bukan berlebihan, dalam menanggapi segala kemungkinan epidemi virus Corona.

"Trend bisa berubah seiring bertambahnya populasi yang terpengaruh virus Corona. Tetapi, terlalu awal untuk membuat prediksi soal itu," ujarnya menegaskan.

Ghebreyesus menambahkan, pihaknya juga berharap negara-negara tidak mengambil langkah berlebihan seperti blanket measures terkait virus Corona. Misalnya, dengan membiarkan kapal pesiar terlunta lunta di lautan lepas karena takut tertular virus Corona. Faktanya, kata Ghebreyesus, efek virus Corona di luar Cina tidak separah di sana.

"Penanganan juga harus secara proporsional, tergantung situasi dan kondisi. Blanket measures (pembatasan menyeluruh) tidak akan membantu banyak," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hal senada disampaikan oleh Michael Ryan, Kepala Program Kesehatan Darurat WHO. Ia berkata, jika semua negara kompak menolak kapal pesiar yang hendak berlabuh, maka tidak akan ada tempat berlabuh bagi kapal-kapal yang sudah terlanjur berada di tengah lautan.

Sebagaimana diketahui, dua kapal menjadi sorotan beberapa pekan terakhir karena virus Corona. Di Jepang, kapal pesiar Diamond Princess terjebak di dermaga Yokohoma karena membawa penumpang yang tertular virus Corona. Imbasnya, semua penumpang dan kru yang berada di dalamnya tidak diperbolehkan turun dari kapal sampai usai diperiksa oleh otoritas kesehatan Jepang. Sejauh ini, ada 446 pasien virus Corona di kapal itu yang tiga di antaranya adalah WNI.

Hal senada terjadi di kapal pesiar MS Westerdam. Kapal itu ditolak berlabuh di lima negara, mulai dari Jepang hingga Thailand. Di percobaan keenam, mereka baru berhasil berlabuh. Adalah Kamboja yang menerima mereka dengan tangan terbuka.

Awalnya, otoritas kesehatan di Kamboja menyatakan semua penumpang kapal itu bebas dari virus Corona. Belakangan, terungkap bahwa salah satu penumpang tertular virus Corona. Hal itu baru diketahui ketika penumpang itu hendak pulang ke negaranya via Malaysia. Sekarang, otoritas Kamboja dan pemilik kapal Westerdam melacak semua penumpang yang sudah pulang untuk meminta mereka melakukan pemeriksaan ulang.

Sejauh ini, total kasus virus Corona di seluruh dunia telah mencapai angka 73.433 ribu. Jumlah korban meninggal ada 1.873, sementara pasien yang sembuh ada 12.677 orang. Sumbangan angka pasien dan korban meninggal terbesar berasal dari Cina di mana ada 72.436 kasus dan 1.868 korban meninggal di sana.

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA | SOUTH CHINA MORNING POST

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Meminta Pemilihan Ulang

1 hari lalu

Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Meminta Pemilihan Ulang

Permohonan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud serupa, yakni meminta Mahkamah Konstitusi mendiskualifikasi Gibran dan pemilihan presiden ulang.


Pulang Umrah, Fadel Muhammad Penuhi Panggilan KPK untuk Diperiksa dalam Kasus Korupsi APD Covid-19

2 hari lalu

Kepala Bagian Pemberitaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ali Fikri saat ditemui di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan pada Selasa, 23 Januari 2024. Tempo/Mutia Yuantisya
Pulang Umrah, Fadel Muhammad Penuhi Panggilan KPK untuk Diperiksa dalam Kasus Korupsi APD Covid-19

Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad diperiksa dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat pelindung diri (APD) Covid-19 di Kemenkes.


Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

8 hari lalu

Gedung-gedung diselimuti polusi udara di kawasan Kota Jakarta, Selasa 24 Oktober 2024. Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (24/10/2023) pagi tidak sehat dan menempati peringkat ke 4 terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di Ibu Kota berada di angka 170 AQI US pada pukul 06.00 WIB. Peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada di posisi ke-4 di dunia dengan indikator warna merah, yang artinya tidak sehat. Adapun indikator warna lainnya yaitu ungu yang berarti sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, kuning sedang, dan oranye tidak sehat bagi kelompok sensitif. TEMPO/Subekti.
Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

Laporan IQAir memaparkan hanya tujuh negara yang kualitas udaranya memenuhi standar WHO.


Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

8 hari lalu

Presidium Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) Faried Thalib dan Sarbini Abdul Murad saat konferensi pers di kantor MER-C Indonesia, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

Tim medis yang dikirim oleh MER-C berhasil mencapai Gaza dengan bantuan WHO.


11 Tenaga Medis MER-C Tiba di Gaza, Masuk dengan Bantuan WHO

9 hari lalu

Presidium Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) Faried Thalib dan Sarbini Abdul Murad saat konferensi pers di kantor MER-C Indonesia, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
11 Tenaga Medis MER-C Tiba di Gaza, Masuk dengan Bantuan WHO

MER-C bekerja sama dengan WHO untuk mengirim tim medis yang beranggotakan 11 orang ke Gaza.


Umroh, Fadel Muhammad Tak Penuhi Panggilan KPK sebagai Saksi Kasus Korupsi APD Covid-19

9 hari lalu

Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad.
Umroh, Fadel Muhammad Tak Penuhi Panggilan KPK sebagai Saksi Kasus Korupsi APD Covid-19

KPK memanggil Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad sebagai saksi dugaan korupsi pengadaan APD Covid-19 di Kemenkes.


Organisasi Bantuan Global Bicara Bencana Kesehatan di Gaza: Belum Pernah Ada Horor Seperti Ini

10 hari lalu

Ekspresi seorang anak Palestina saat antre untuk menerima makanan selama bulan suci Ramadan, saat konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 13 Maret 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Organisasi Bantuan Global Bicara Bencana Kesehatan di Gaza: Belum Pernah Ada Horor Seperti Ini

Bahkan jika perang di Gaza berakhir besok sekalipun, mereka yang bertahan akan menghadapi konsekuensi kesehatan satu dekade, bahkan sepanjang hidup.


Kadis Kesehatan Sumut dan Rekanan Ditetapkan Tersangka Korupsi Pengadaan APD Covid-19 Sebesar Rp24 Miliar

14 hari lalu

Kadis Kesehatan Sumatera Utara Alwi Mujahit dan rekanannya, Robby Messa Nura menjadi tersangka korupsi penyelewengan dan mark-up pengadaan APD Covid-19 di Dinas Kesehatan Sumut Tahun Anggaran 2020. Foto Istimewa
Kadis Kesehatan Sumut dan Rekanan Ditetapkan Tersangka Korupsi Pengadaan APD Covid-19 Sebesar Rp24 Miliar

Diduga RAB pengadaan APD Covid-19 yang diteken Kadis Kesehatan Sumut itu tidak disusun sesuai ketentuan sehingga nilainya melambung tinggi.


Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

14 hari lalu

Kadis Kesehatan Sumatera Utara Alwi Mujahit dan rekanannya, Robby Messa Nura menjadi tersangka korupsi penyelewengan dan mark-up pengadaan APD Covid-19 di Dinas Kesehatan Sumut Tahun Anggaran 2020. Foto: Istimewa
Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

Kedua tersangka bisa dijerat dengan hukuman mati karena dugaan korupsi pengadaan barang saat situasi bencana pandemi Covid-19.


Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

15 hari lalu

Tenaga medis dengan alat dan pakaian pelindung bersiap memindahkan pasien positif COVID-19 dari ruang ICU menuju ruang operasi di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Rabu, 13 Mei 2020. REUTERS/Willy Kurniawan
Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

Setidaknya ada 731 tenaga medis meninggal saat bertugas pandemi Covid-19, sekitar 4 tahun lalu.