TEMPO.CO, Jakarta - Perjuangan Puneet Mehra, 35 tahun, laki-laki asal Mumbai, India, agar jasad ibunya bisa dikebumikan segera mendapat sorotan luas. Jasad ibu Puneet terkatung-katung di Cina menyusul penyebaran wabah virus corona.
Dikutip dari ndtv.com, Puneet yang berprofesi sebagai seorang dokter gigi pada tiga pekan lalu hendak pulang dari Australia ke Mumbai bersama ibunya, Rita Mehra, 63 tahun. Namun Rita meninggal dalam penerbangan karena serangan jantung. Walhasil, maskapai Air China melakukan pendaratan darurat di Bandara Zhengzhou, Cina dan jasad Rita dibawa ke kamar mayat di rumah sakit di kota itu.
Akan tetapi 24 hari kemudian, tidak ada tanda-tanda jenazah Rita akan segera dipulangkan ke Mumbai sehingga membuat keluarga almarhum sangat gelisah.
“Saya tidak mengerti apa masalahnya. Saya sudah mengirim surat ke Perdana Menteri India, Presiden India dan otoritas lain, namun masih tidak ada tanda jenazah ibu saya (dipulangkan). Kami tidak tahu kapan dia (jenazah) akan dibawa ke sini,” kata Puneet. Dia pun sudah berkirim surat ke Kedutaan Besar India di Beijing, namun belum mendapat respon.
Puneet Mehra, 35 tahun, kiri, bersama ayahnya, Rajendra Mehra, kanan, menuntut agar jenazah ibunya yang terkatung-katung di Cina segera dipulangkan ke India. Sumber: India Today
Jenazah Rita saat ini masih berada di kamar mayat di Rumah Sakit Provinsi di Henan, Cina. Keluarga pun berharap kesedihan karena jenazah belum bisa dikebumikan bisa segera berakhir.
India rencananya akan mengoperasikan sebuah penerbangan khusus sambil membawa tim medis untuk membantu ke Cina pada pekan ini. Puneet pun mengajukan permohonan kepada otoritas agar menggunakan penerbangan ini untuk membawa jenazah ibunya pulang.
“Sudah 24 hari berlalu dan kami masih belum mengetahui keberadaan ibu saya. Saya sudah pulang ke Mumbai, tetapi ibu saya masih di sana (Cina),” kata Puneet.
Kesedihan dan harapan juga disampaikan oleh suami Rita, Rajendra Mehra. Dia mengatakan akan mengajukan banding kepada Perdana Menteri India dan Kementerian urusan Luar Negeri India untuk membantu keluarganya. Sebab dia ingin sekali melakukan upacara pemakaman bagi istrinya, dimana hal ini mustahil dilakukan hingga jenazah Rita dipulangkan ke keluarga.
Menanggapi kasus ini, Kedutaan Besar India di Beijing menjelaskan lantaran adanya sejumlah larangan menggelar acara pemakaman di dalam negeri (India) dan langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah Cina menyusul penyebaran virus corona, maka proses pemulangan jenazah Rita menjadi sangat memakan waktu. Upaya untuk menghentikan penyebaran virus corona telah menyebabkan keterlambatan.
“Pemerintah Cina telah mengambil langkah-langkah luar biasa, bahkan ada segelintir langkah sangat tegas yang diambil demi mengendalikan penyebaran virus corona ini. Sejauh ini, virus corona belum mereda. Singkatnya, ini bukan waktu normal dan biasa yang dihadapi Cina. Secara keseluruhan, situasi ini sangat luar biasa yang mendesak pemerintah (Cina) mengambil langkah yang diperlukan untuk mengendalikan penyebaran yang telah menyebabkan pembatasan luar biasa pada orang-orang yang melancong dan kendaraan (yang keluar – masuk),” tulis Kedutaan Besar India di Cina kepada keluarga almarhum.
Kedutaan Besar India di Cina belum bisa memprediksi kapan jenazah Rita bisa benar-benar dipulangkan.
Sudah lebih dari 1.700 orang di Cina meninggal karena terjangkit virus corona. Virus mematikan ini sekarang sudah menyebar di 20 negara di dunia.