TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan pria Jepang dengan hanya mengenakan celana dalam tradisional dan sepasang kaus kaki berkumpul pada Sabtu malam yang sangat dingin untuk merayakan Festival Telanjang.
Mereka berkumpul di prefektur Okayama di pulau Honshu, Jepang.
Festival Telanjang atau orang Jepang menyebutnya Hadaka Matsuri dirayakan setiap Sabtu ketiga bulan Februari di Kuil Saidaiji Kannonim, sekitar 30 menit naik kereta dari kota Okoyama.
Sekitar 10 ribu pria Jepang merayakan pesta yang diadakan khusus untuk mereka. Festival ini terpelihara baik sejak pertama kali digelar di masa periode Muromachi (1338-1573) atau 500 tahun lalu.
Puncak festival untuk merayakan panen berlimpah, kemakmuran, dan kesuburan berlangsung dari sore hari hingga larut malam.
Puncak acara ketika lampu menyala pada jam 10 malam, seorang pendeta Shinto melemparkan 100 ranting kayu dan dua batang tongkat kayuke arah kerumunan pria itu.
Bagi yang berhasil meraih ranting dan tongkat kayu, maka itu sebagai jaminan akan keberuntungan hidupnya dalam setahun berjalan.
Pesta telanjang ini menjadi salah satu destinasi wisata asing ke Jepang. Beberapa turis ikut serta dalam perayaan ini.
"Kami berharap mereka akan mampu mempertahankan tradisi ini di masa depan," kata juru bicara Dewan Turis Okayama, Mieko Itano kepada CNN.
Dengan merebaknya wabah virus Corona, penyelenggara Festival Telanjang menyediakan pembersih tangan di pintu masuk kuil dan sekitar lokasi pesta. Para peserta tidak disarankan untuk mengenakan masker di puncak acara.