TEMPO.CO, Beijing – Presiden Cina, Xi Jinping, meminta pengetatan kontrol terhadap aktivitas diskusi online mengenai wabah virus Corona untuk menjamin stabilitas masyarakat.
Media resmi Cina mengatakan ini dilakukan untuk menciptakan energi positif di tengah penanganan virus Corona, yang telah menelan korban jiwa 1.669 orang dan menginfeksi 69.195 orang di 25 negara.
Otoritas Cina melonggarkan sensor terhadap kritik online kepada para pejabat Provinsi Hubei, yang menjadi pusat penyebaran wabah virus Corona. Namun, ada sebagian kritik yang menggunakan momen ini untuk menyuarakan kebebasan berpendapat dan reformasi politik, yang disensor otoritas Cina.
“Pemerintah harus memperkuat manajemen dan kontrol terhadap online media serta menangani orang-orang yang memanfaatkan situasi untuk menyebarkan isu,” kata Xi seperti dilansir Channel News Asia pada Sabtu, 15 Februari 2020.
Xi juga mendorong penggunaan polisi secara lebih terlihat untuk menjaga keamanan dari gangguan sosial.
Xi juga mendorong anggota Partai Komunis Cina, yang merupakan partai tunggal penguasa di sana, untuk mengritik para pejabat yang dianggap gagal melaksanakan perintah partai. Dia memperingatkan orang-orang yang gagal melaksanakan tugasnya akan dihukum sesuai aturan berlaku.
Pada Kamis kemarin, kepala politik Hubei dan Wuhan diberhentikan oleh Xi dan digantikan oleh loyalis dari unsur aparat keamanan. Dua orang pejabat kesehatan provinsi juga diberhnetikan.
Xi juga memerintahkan pejabat pemerintah untuk menekankan tindakan yang telah diambil pemerintah untuk mengatasi virus Corona. “Biarkan energi positif mengisi internet dari awal sampai akhir,” kata Xi Jinping.
Secara terpisah, Komisi Nasional Kesehatan Cina mengatakan jumlah korban tewas secara global sebanyak 1.669 orang dengan empat orang lainnya meninggal di empat negara yaitu Jepang, Hong Kong, Prancis, dan Filipina.
Sedangkan jumlah total orang yang terinfeksi virus Corona ini secara global mencpai 69.195 orang dengan Jepang, Singapura, dan Hong Kong tercatat sebagai tiga negara di luar Cina dengan korban infeksi terbanyak yaitu masing-masing 338, 72, dan 56 orang.