TEMPO.CO, Washington – Pemerintah Amerika Serikat mencapai kesepakatan dengan Taliban untuk pengurangan tindak kekerasan selama sepekan.
Ini dilakukan sebagai bagian dari proses penarikan pasukan Amerika dari Afganistan.
Kesepakatan ini tercapai lewat proses negosiasi di ibu kota Doha, Qatar. Ini diumumkan setelah pertemuan antara Menteri Luar Negeri Amerika, Mike Pompeo, Menteri Pertahanan, Mark Esper, dan Presiden Afganistan, Ashraf Ghanni, di sela-sela Konferensi Keamanan di Munich, Jerman.
“Tindak kekerasan sempat menghambat proses penandatanganan kesepakatan pada September 2019. Sekarang, kita punya kesepakatan pengurangan tindak kekerasan. Jika Taliban mengimplementasikan komitmen mereka, kami akan maju ke tahapan perjanjian,” kata seorang pejabat pemerintahan senior Amerika kepada media di sela-sela Konferensi di Munich seperti dilansir Reuters pada Jumat, 14 Februari 2020.
Kesepakatan pengurangan tindak kekerasan ini bisa membuka jalan bagi perjanjian pada akhir Februari 2020 untuk penarikan mundur pasukan Amerika dari Afganistan.
Ini merupakan tujuan yang telah lama diupayakan oleh Presiden Amerika, Donald Trump, yang bersumpah akan menghentikan perang berkepanjangan seiring upayanya terpilih kembali sebagai Presiden pada pemilu Presiden Amerika November 2020.
Menurut pejabat tadi, masa tenang tujuh hari itu belum dimulai tapi akan segera dilakukan. Belum ada komentar dari Taliban dan pemerintahan Afganistan.
Proses menuju penyelesaian damai dan mengakhiri kehadiran militer AS selama dua dekade di Afganistan masih panjang.
AS mengirim pasukan ke Afganistan beberapa saat setelah serangan 11 September 2001, yang dilakukan kelompok Al Qaeda dan dilindungi Taliban.
Pejabat AS telah menyatakan akan mengurangi jumlah pasukan dari 13 ribu menjadi 8.600 pasukan pada 2020, baik atau kesepakatan penarikan pasukan atau tidak.
“Kesepakatan pengurangan tindak kekerasan merupakan langkah bagus dari sebuah jalan panjang,” kata Ronald Neumann, bekas duta besar Amerika untuk Afganistan.