TEMPO.CO, Jakarta - Simpatisan Presiden Amerika Donald Trump mulai menyerang salah satu kandidat calon presiden dari Partai Demokrat, Pete Buttigieg, yang seorang gay. Isu yang mereka angkat adalah apakah penduduk Amerika sudah siap untuk menerima Presiden yang seorang gay.
Pemicu serangan tersebut adalah penyiar radio Rush Limbaugh. Limbaugh, yang pernah mendapatkan Presidential Medal of Freedom dari Trump, membandingkan Buttigieg dengan Trump yang ia rasa lebih maskulin.
"Mayor dari South Bend, gemar mencium suaminya di atas panggung debat. Mari kita bayangkan, seorang pria berusia 37 tahun mencium suaminya di atas panggung sembari berdiri di samping Donald Trump yang jantan. Apa kira-kira yang akan terjadi?" ujar Limbaugh, saat memberikan tanggapan soal kandidat dari Demokrat, sebagaimana dikutip dari Washington Post, Jumat, 14 Februari 2020.
Pernyataan dari Limbaugh langsung diikuti pendukung Trump lainnya yang juga penyiar radio, Sebastian Gorka. Gorka mempermasalahkan latar belakang Buttigieg dengan mengakaitkannya ke isu aborsi yang selalu dibawa mayor asal South Bend itu.
"Kenapa seorang gay mengajarkan kita betapa sucinya sebuah nyawa di dalam kandungan? Saya penasaran. Aneh, sungguh aneh. Dia seharusnya bertahan di jalurnya saja sebagai seorang kiri. Jangan mengkomentari hal yang ia sendiri tak mengalaminya," ujar Gorka.
Penyiar radio konservatif, Ben Ferguson tak ketinggalan. Ia mengklaim tidak mempermasalahkan latar belakang Buttigieg. Namun, ia lebih memilih untuk mempunyai presiden yang tampak maskulin.
"Jika kalian merasa maskulintas bukan hal penting dalam pemilu, jadikan Mike Dukakis sebagai kandidat," ujarnya. Mike Dukakis adalah kandidat presiden di tahun 1988 yang beberapa kali diejek karena kurang macho sebagai kandidat presiden. Salah satu yang mengejeknya adalah Trump.
Buttigieg, yang selalu menempel Bernie Sanders dalam proses nominasi capres Demokrat, enggan menanggapi pernyatan Limbaugh cs. Ia dan timnya memilih untuk tidak menanggapi serangan itu. Meski begitu, pendukung ia gerah. Salah satunya Victory Fund yang merupakan organisasi non pemerintah pendukung politisi dari komunitas LGBT.
Elliot Imse, juru bicara Victory Fund, sudah menduga bahwa Trump akan memanfaatkan latar belakang Buttigieg untuk menyerangnya. Dan, ia menyakini isu homphobia akan semakin kencang apabila Buttigieg menjadi kandidat kuat capres dari Demokrat.
"Homphobia akan digunakan untuk mendefinisikan siapa Buttigieg. Saya rasa hal itu bisa menjadi senjata makan tuan apabila kami bisa memastikan fokus penduduk Amerika ada pada kompetensi kandidat," ujar Imse.
ISTMAN MP | WASHINGTON POST