TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat dan kelompok Taliban di Afghanistan akhirnya sepakat lakukan gencatan senjata. Keputusan diambil usai pertemuan dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dua hari lalu. Adapun gencatan senjata ini hanya berlaku sementara.
"Amerika dan Taliban telah bernegosiasi untuk usulan tujuh hari gencatan senjata," ujar Menteri Pertahanan Amerika, Mark Esper, pada Kamis malam waktu Belgia, 13 Februari 2020.
Esper menjelaskan, gencatan senjata diambil kedua pihak untuk memudahkan pembahasan soal pembagian kawasan di Afghanistan. Harapannya, dengan gencatan senjata dilakukan, pembahasan bisa berjalan dengan lancar.
Perihal kapan gencatan senjata sementara itu akan resmi berlaku, Esper belum bisa menyebutkan tanggalnya. Namun, ia menyampaikan bahwa pengurangan aktivitas kekerasan (Reduction of Violence) akan berlangsung per hari ini, Jumat, 14 Februari 2020.
"Bagi kami, tujuh hari (berdamai) sudah cukup. Tetapi, bagaimana pendekatan kami selanjutnya bergantung pada situasi dan kondisi. Saya katakan lagi, berdasarkan situasi dan kondisi. Jadi, akan ada proses evaluasi secara berkala sembari kami melangkah maju," ujar Esper.
Dengan adanya gencatan senjata sementara ini, maka Amerika diprediksi akan segera menarik 12 ribu pasukannya dari Afghanistan. Hal tersebut bisa menjadi langkah awal untuk mengakhiri perang antara Amerika dan kelompok Taliban yang sudah berlangsung sangat lama hingga disebut America's Longest War.
Sebagai catatan, diambilnya 7 hari sebagai durasi gencatan senjata berbeda dengan kabar yang sempat beredar. Kemarin, beredar kabar bahwa Amerika dan kelompok Taliban bernegosiasi untuk 10 hari gencatan senjata. Meski begitu, keduanya sama sama berupa usulan gencatan senjata sementara.
Lebih lanjut, dalam negosiasi tersebut, kelompok Taliban dikabarkan setuju untuk untuk tidak menyerang pusat-pusat populasi dan lembaga pemerintah selama permintaan mereka dipenuhi. Salah satu permintaan mereka adalah diperbolehkan menyerang pasukan Amerika jika mereka ketahuan melanggara periode gencatan senjata. Selain itu, Taliban juga meminta hak untuk menyerang apabila Amerika ketahuan masih memasok bantuan ke daerah yang tidak terjangkau mereka.
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA | REUTERS