TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa Nigeria yang tinggal di Kota Wuhan, Hubei, Cina, mengklaim diabaikan pemerintahnya ketika negara-negara lain berupaya mengevakuasi warganya karena virus Corona.
Victor Vincent adalah satu dari sekitar 50 mahasiswa Nigeria yang tinggal di Wuhan, pusat penyebaran wabah virus Corona, yang mengatakan mereka telah ditinggalkan oleh negara mereka.
Dikutip dari CNN, 13 Februari 2020, permohonan berkali-kali mereka untuk evakuasi dan pasokan medis diabaikan oleh pejabat pemerintah Nigeria.
Para mahasiswa mengatakan mereka, bersama dengan lebih dari puluhan guru dan pengusaha Nigeria lainnya yang tinggal di provinsi Hubei, telah berulang kali menulis dan menelepon pejabat pemerintah Nigeria untuk meminta bantuan. Tetapi mereka mengatakan sangat sedikit balasan yang diterima.
Banyak negara, termasuk AS, Inggris, Jepang, dan Indonesia telah berupaya mengevakuasi warganya dari Wuhan. Sementara Nigeria belum mengambil langkah serupa.
Mahasiswa Nigeria Victor Vincent berfoto mengenakan masker di Wuhan, Cina. [Victor Vincent/CNN]
Vincent, yang merupakan ketua dari perhimpunan mahasiswa Nigeria di Wuhan, mengatakan mereka telah meminta pemerintah untuk pasokan medis, seperti masker, kacamata, sarung tangan dan desinfektan.
Perhimpunan mahasiswa menerima hibah 20.000 yuan dari duta besar Nigeria untuk Cina Kamis lalu. Uang itu diberikan untuk membantu pengadaan bahan makanan dan pasokan medis, kata Vincent.
"Selain itu, situasinya tetap sama. Kami masih belum memiliki indikasi yang jelas kapan kami akan evakuasi, di mana kami akan dikarantina atau bahkan jika itu akan terjadi," kata mahasiswa Nigeria tersebut.
Sementara pada Rabu kemarin Federal Executive Council (FEC) mengatakan Nigeria telah membangun tiga laboratorium untuk mengkonfirmasi kasus virus Corona, menurut laporan All Africa.
Menteri Kesehatan Nigeria, Dr Osagie Ehanire, mengatakan laboratorium terletak di Lagos, Abuja, dan Irrua di negara bagian Edo.
Menteri kesehatan mengatakan tidak ada orang yang memiliki kontak dengan virus Corona di Nigeria atau Afrika sejauh ini, dan mengatakan dua kasus yang diuji sejauh ini negatif.