TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada Selasa mengumumkan nama baru virus Corona baru dengan COVID-19, yang diambil dari akronim coronavirus disease 2019.
Direktur jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mencatat bahwa nama baru itu tidak merujuk pada siapapun, tempat atau hewan yang terkait dengan virus Corona, dikutip dari New York Times, 12 Februari 2020.
Di bawah pedoman internasional, WHO harus menemukan nama yang tidak merujuk ke lokasi geografis, hewan, individu atau kelompok orang, dan yang juga dapat diucapkan dan terkait dengan penyakit ini, katanya di Twitter.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. Reuters
Otoritas kesehatan Cina melaporkan 97 kematian dan 2.015 kasus baru virus Corona yang dikonfirmasi pada hari Selasa, dikutip South China Morning Post. Ini membuat total angka secara nasional menjadi 1.113 kematian dan 44.653 kasus.
Sampai Selasa kemarin, 744 pasien yang pulih telah dipulangkan, sementara jumlah total kasus pulih mencapai 4.740 orang.
Di luar Provinsi Hubei, pusat epidemi virus Corona atau COVID-19, infeksi baru di Cina daratan turun selama delapan hari berturut-turut.
Infeksi yang baru dikonfirmasi hari Selasa adalah yang terendah dalam satu hari sejak 30 Januari, ketika ada 1.982 kasus baru yang dikonfirmasi. Ada 393 kasus COVID-19 di luar Cina, yang tersebar di 24 negara.