TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina semakin membatasi pergerakan warga untuk memastikan epidemi virus Corona tidak semakin parah. Salah satu langkah mereka adalah meminta setiap apotek untuk mendata nama-nama warga yang membeli obat batuk dan flu. Hal itu untuk mengidentifikasi warga mana saja yang diduga terjangkit virus Corona namun malas meminta bantuan medis.
"Hal itu adalah bagian dari pemerintah Cina untuk mencegah warga, terutama yang tertular virus Corona, untuk mengobati dirinya sendiri dibanding meminta pertolongan medis," sebagaimana dikutip dari Washington Post.
Sejauh ini, sudah ada tiga kota di Cina yang menerapkan aturan pembelian obat itu. Ketiga kota itu adalah Beijing, Hangzhou, dan Shenzhen. Prosedur yang diterapkan di ketiganya tidak berbeda, setiap apotek harus mendaftar nama dan nomor penduduk dari setiap warga yang membeli obat batuk serta flu.
Adapun pengetatan cara membeli obat bukanlah satu-satunya pengetatan yang diinstruksikan pemerintah Cina. Di Wuhan, misalnya, lokasi berobat diatur ulang berdasarkan simptom yang diderita. Dengan kata lain, mereka yang simptomnya demam akan memiliki tempat berobat yang berbeda dengan mereka yang simptomnya berupa infeksi saluran pernafasan.
Selain lokasi berobat diatur ulang, akses ke beberapa tempat hunian juga diperketat, terutama yang ditinggali pasien virus Corona. Penghuni tidak bisa lagi keluar dan masuk dengan bebas karena mereka harus melewati pemeriksaan dulu. Penjaga juga akan berpatroli di sekitar hunian. Pemerintah Cina menyebut metode itu sebagai sealed management.
Walau pengetatan sedang berlangsung, pemerintah Cina optimistis puncak virus Corona sudah terlewati. Mereka mengacu pada data Komisi Kesehatan Nasional yang menunjukkan trend penurunan angka pertumbuhan kasus virus Corona. Di luar provinsi Hubei, misalnya, angka pertumbuhan kasus virus Corona telah turun 57 persen dari 890 kasus pada Senin pekan lalu menjadi 381 pada Senin kemarin.
"Saya berharap epidemi ini akan benar-benar berakhir pada April nanti," ujar Zong Nansham, penasihat medis pemerintah Cina.
Data terbaru, angka kasus virus Corona di seluruh dunia saat ini adalah 45.171 kasus. Jumlah korban meninggal ada 1.115 orang, diikuti dengan jumlah pasien sembuh 4.771 orang.
ISTMAN MP | WASHINGTON POST | CHANNEL NEWS ASIA