TEMPO.CO, Jakarta - Pasien yang terjangkit virus corona yang datang bertubi-tubi di Ibu Kota Wuhan, Cina, telah membuat para petugas medis, termasuk dokter dan perawat kelelahan menangani pasien. Mereka pun harus bolak balik rumah sakit ke Qiaokou, salah satu wilayah di pusat kota Wuhan.
Beruntungnya, seorang perempuan bernama Chen Lingyu, 28 tahun, menawarkan diri sebagai relawan untuk membantu para tenaga medis tersebut berjuang mengatasi virus corona yang hingga saat ini masih berlangsung. Chen, yang seorang karyawan bidang penjualan sebuah perusahaan garmen di Ibu Kota Wuhan, memutuskan menjadi sopir gratis bagi para tenaga medis yang merawat pasien terjangkit virus corona.
"Saya mecintai kota Wuhan, tak peduli itu baik atau buruk, dalam situasi ini saya hanya ingin membantu sebisa mungkin. Bus dan subway tidak lagi beroperasi, tetapi tenaga medis tetap harus melakukan tugasnya. Saya di sini membantu mereka dan itu membuat saya lebih baik," ungkap Chen.
Seorang wanita yang mengenakan masker melewati rak-rak kosong mie instan dan makanan kaleng, ketika orang-orang membeli persediaan makanan setelah Singapura menaikkan tingkat peringatan wabah Virus Corona menjadi status oranye, di sebuah supermarket di Singapura, 8 Februari 2020. REUTERS/Edgar Su
Setiap harinya, Chen mengantar lebih dari 10 dokter dan perawat menuju rumah sakit dan pulang ke rumah mereka masing-masing.
Chen mengaku tak khawatir dengan kondisi kesehatannya di tengah wabah virus karena ia selalu memeriksa suhu tubuhnya setiap hari dan menggunakan pakaian pelindung yang telah didesinfeksi saat mengemudi.
Meski terkadang lelah, Chen mengaku senang dapat membantu. Keputusannya untuk menjadi relawan ini pun didukung sepenuhnya oleh keluarganya.
SAFIRA ANDINI | ASIAONE