TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump mengatakan kepada penasihat kebijakan luar negerinya bahwa dia tidak ingin pertemuan lain dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sebelum pilpres AS pada November.
Trump terakhir kali bertemu Kim Jong Un setahun lalu dan tanpa menghasilkan kesepakatan signifikan.
Setelahnya diplomasi buntu. Trump lebih memilih fokus pemilu dan minatnya untuk denuklirisasi Korea Utara berkurang, menurut dua sumber yang akrab dengan diskusi ini, dilaporkan CNN, 12 Februari 2020.
Trump menyatakan rasa frustrasinya akhir tahun lalu setelah pembicaraan tingkat kerja pertama antara kedua negara selama 8 bulan terhenti pada bulan Oktober, kata sumber. Para perunding AS percaya bahwa mereka membuat kemajuan selama pembicaraan di Stockholm sampai Korea Utara mengklaim mereka gagal karena AS datang dengan "tangan kosong".
Seorang pejabat yang akrab dengan upaya pemerintah dengan Korea Utara terus terang menggambarkan perundingan sebagai sesuati yang "mati." Pemerintah AS telah sepenuhnya berhenti mengeluarkan izin khusus untuk perjalanan ke Korea Utara, tambah sumber ini.
Kedua pemimpin telah menikmati hubungan yang penuh gejolak sejak Trump menjabat. Sebelum pertemuan puncak bersejarah pertama mereka pada tahun 2018, Trump dan Kim telah bertukar ancaman dan hinaan. Trump menyebut Kim Jong Un sebagai "manusia roket". Tetapi setelah bertemu Kim di Singapura, keduanya tampaknya memulai persahabatan.
Pada Januari 2020, Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O'Brien mengatakan kepada Axios bahwa pemerintah Trump telah mengontak Korea Utara untuk melanjutkan pembicaraan yang buntu sejak Oktober.
Presiden AS Donald Trump berbincang dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan Korea Utara dan Selatan, Ahad, 30 Juni 2019. Pada Sabtu (29/6) pagi saat KTT G20 di Osaka, Donald Trump berkicau di Twitter ingin berjabat tangan dengan Kim Jong Un di Zona Demiliterisasi, dan menyampaikan terima kasih atas suratnya yang indah. REUTERS
Selama pasang surut hubungan Trump dan Kim Jong Un, ada beberapa momen penting dalam beberapa bulan terakhir ketika Korea Utara melanjutkan tes rudal, dan seorang anggota senior pemerintah Korea Utara menggambarkan Trump sebagai "penghambat" pada Desember setelah Presiden sekali lagi menjuluki Kim 'Rocket Man' pada KTT NATO di London
Bagaimanapun, Presiden Trump telah memberikan Kim izin dalam beberapa bulan terakhir setelah Pyongyang meluncurkan serangkaian uji coba rudal, menunjuk pada penghentian uji coba nuklir sebagai bukti bahwa upaya diplomatiknya berhasil. Namun, mantan penasihat keamanan nasionalnya John Bolton secara terbuka menyatakan bahwa tes rudal balistik merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB, dan Trump secara terbuka tidak setuju.
Bulan lalu Trump mengirim pesan ulang tahun kepada Kim tetapi komentar publiknya tentang Korea Utara telah diredam dalam beberapa pekan terakhir dan Trump belum men-tweet lagi tentang Kim.
Pada Malam Tahun Baru, Trump menegaskan kembali bahwa dia dengan Kim Jong Un memiliki hubungan yang baik, tetapi juga mengakui bahwa mereka mungkin memiliki agenda yang berbeda.