Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Duterte Resmi Akhiri Kerja Sama Militer Filipina dengan Amerika

image-gnews
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. Sumber: Reuters/Lean Daval Jr.
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. Sumber: Reuters/Lean Daval Jr.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina Rodrigo Duterte resmi mengakhiri kerja sama militer Visiting Forces Agreement atau VFA dengan Amerika Serikat pada Selasa.

Malacanang, istana kepresiden Filipina, mengatakan keputusan ini sudah ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro "Teddy Boy" Locsin Jr., dan telah dikirimkan ke pemerintah Amerika Serikat pada hari yang sama.

"Presiden mengarahkan Sekretaris Eksekutif Salvador Medialdea untuk memberi tahu Menlu Teddy Boy Locsin untuk mengirim pemberitahuan penghentian kepada pemerintah AS tadi malam. Dan Sekretaris Eksekutif mengirim pesan kepada Menlu Teddy Boy Locsin, yang telah menandatangani pemberitahuan penghentian dan kemudian mengirimkannya ke pemerintah AS hari ini,: kata juru bicara kepresidenan Panelo, dilaporkan Unquirer.net, 11 Februari 2020.

Menurut Panelo, penghentian akan berlaku setelah 180 hari mulai Selasa.

Locsin menulis di Twitter bahwa Wakil Kepala Misi Kedutaan Besar AS telah menerima pemberitahuan pemutusan hubungan kerja sama.

Sebelumnya Presiden Rodrigo Duterte mengatakan akan menghentikan VFA, kesepakatan yang mengatur latihan militer AS dengan militer Filipina.

"Saya memperingatkan Anda...jika Anda tidak akan melakukan koreksi pada ini, saya akan mengakhiri ... Visiting Forces Agreement," kata Duterte akhir bulan lalu, menurut Washington Examiner. "Saya akan mengakhiri (kesepakatan) kurang ajar itu."

Peringatan Duterte muncul setelah Departemen Luar Negeri AS dilaporkan membatalkan visa sekutu politik dan mantan kepala polisi Filipina yang diduga terlibat dalam pembunuhan di luar proses hukum dalam kampanye perang anti-narkoba Duterte.

Duterte membuat keputusan ini setelah komandan utama perangnya melawan narkoba, mantan kepala polisi Ronald dela Rosa, mengatakan visa AS miliknya telah dibatalkan karena masalah yang berkaitan dengan penahanan seorang senator dan kritikus Duterte.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Sudah saatnya kita mengandalkan diri kita sendiri, kita akan memperkuat pertahanan kita sendiri dan tidak bergantung pada negara lain," kata juru bicara kepresidenan Salvador Panelo pada Selasa yang mengutip Duterte, menurut laporan Reuters.

Belum ada tanggapan dari pihak Amerika Serikat terkait penghentian kerja sama ini.

Kerja sama pertahanan antara Filipina dan Amerika Serikat kembali ke awal 1950-an ketika kerja sama pertahanan diatur oleh pakta Mutual Defence Treaty (MTD), yang tetap utuh hingga saat ini, bersama dengan Enhanced Defence Cooperation Agreement (EDCA) yang dibuat semasa pemerintahan Obama.

VFA, yang ditandatangani pada tahun 1998, memberikan status hukum kepada ribuan tentara AS yang dirotasi di Filipina untuk bantuan kemanusiaan dan latihan militer, puluhan di antaranya berlangsung setiap tahun.

Ini adalah pertama kalinya Duterte membatalkan perjanjian dengan Amerika Serikat setelah lebih dari tiga tahun menjabat, mengecam Washington karena kemunafikan dan karena memperlakukan Filipina "seperti anjing dengan tali".

Terlepas dari kepastian dari para jenderalnya, Duterte telah lama menuduh pasukan AS melakukan kegiatan klandestin. Dalam pidato panjang pada hari Senin, dia mengatakan senjata nuklir AS disimpan di negaranya.

Duterte berpendapat bahwa kehadiran pasukan AS membuat Filipina target potensial untuk agresi.

Duterte sendiri lebih menyukai hubungan yang lebih hangat dengan Cina dan Rusia daripada Amerika Serikat dan memuji negara-negara tersebut dengan mengizinkan donasi militer dari kedua negara tersebut, setelah Amerika Serikat mengurangi kontribusi militer sekitar USD 1,3 miliar atau Rp 17,8 triliun yang dialokasikan sejak 1998.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

9 hari lalu

Foto udara menunjukan kapal-kapal yang diduga miliki Cina, berkeliaran di sekitar Pulau Thitu, salah satu dari sembilan fitur yang diduduki Filipina di Kepulauan Spratly, di Laut China Selatan yang disengketakan, 9 Maret 2023. REUTERS/Eloisa Lopez
Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.


Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

12 hari lalu

Chocolate Hills, Carmen, Bohol, Filipina. Unsplash.com/Brett Andrei Martin
Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

Chocolate Hills merupakan bukit-bukit landari yang bergerombol di pulau Bohol, Filipina


Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

12 hari lalu

Para pekerja melakukan operasi penyelamatan di lokasi di mana sebuah bangunan runtuh setelah gempa bumi, di Hualien, Taiwan, dalam tangkapan layar yang diambil dari rekaman video SET TV pada 3 April 2024. SET TV/Handout via REUTERS
Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

Dua bangunan yang rusak paling parah akibat gempa Taiwan masih utuh, memungkinkan penghuninya untuk memanjat ke tempat yang aman melalui jendela.


AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

13 hari lalu

Kapal militer Tiongkok beroperasi di Whitsun Reef di Laut Cina Selatan, 2 Desember 2023. Penjaga Pantai Filipina/Handout via REUTERS.
AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

Pembahasan di KTT trilateral antara Amerika Serikat, Filipina dan Jepang pekan depan akan mencakup Laut Cina Selatan.


Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

15 hari lalu

Petugas menyisir lokasi gempa yang meruntuhkan sebuah bangunan di Hualien, Taiwan, 3 April 2024. Ini adalah gempa terkuat yang melanda pulau itu setidaknya dalam 25 tahun terakhir. Taiwan National Fire Agency/Handout via REUTERS
Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

Gempa Taiwan menewaskan sedikitnya sembilan orang dan 50 lainnya dilaporkan hilang dalam perjalanan ke taman nasional


Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

15 hari lalu

Presiden Cina Xi Jinping melambaikan tangan saat bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di perkebunan Filoli di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), di Woodside, California, AS, 15 November 2023. Untuk pertama kalinya dalam satu tahun Xi Jinping dan Biden bertemu melakukan pembicaraan yang bertujuan mengurangi perselisihan antara kedua negara adidaya tersebut mengenai konflik militer, perdagangan narkoba dan kecerdasan buatan. REUTERS/Kevin Lamarque
Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

Presiden Joe Biden dan Xi Jinping mendiskusikan soal Taiwan dan Laut Cina Selatan dalam percakapan telepon terbaru.


Taiwan Diguncang Gempa Terkuat dalam 25 Tahun, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

15 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi
Taiwan Diguncang Gempa Terkuat dalam 25 Tahun, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

Gempa bumi berkekuatan lebih dari 7 magnitudo mengguncang Taiwan, Jepang hingga Filipina. Puluhan orang luka-luka, 1 tewas.


Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

20 hari lalu

Duta Besar RI untuk Federasi Rusia, Jose Tavares. ANTARA/HO-KBRI Moskow.
Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia


Ferdinand Marcos Jr Janji akan Balas Tindakan Beijing di Laut Cina Selatan

21 hari lalu

Bendera Filipina berkibar dari BRP Sierra Madre, sebuah kapal Angkatan Laut Filipina yang kandas sejak 1999 dan menjadi detasemen militer Filipina di Second Thomas Shoal yang disengketakan, bagian dari Kepulauan Spratly, di Laut Cina Selatan, 29 Maret 2014. REUTERS  /Erik De Castro
Ferdinand Marcos Jr Janji akan Balas Tindakan Beijing di Laut Cina Selatan

Ferdinand Marcos Jr. akan menerapkan tindakan balasan yang proporsional terhadap serangan Cina di Laut Cina Selatan.


Iran Bebaskan Semua Awak Kapal Tanker Minyak asal Filipina yang Disita di Teluk Oman

22 hari lalu

Teluk Oman telah melihat serangan drone lapis baja sebelumnya - pada tahun 2021 serangan Iran yang diduga menghantam kapal tanker Mercer Street. REUTERS
Iran Bebaskan Semua Awak Kapal Tanker Minyak asal Filipina yang Disita di Teluk Oman

Filipina mengatakan pada Rabu 27 Maret 2024 bahwa Iran telah membebaskan 18 awak kapal tanker minyak warga Filipina yang disita di Teluk Oman