TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Eropa pada Senin, 10 Februari 2020, meminta maaf lagi atas komentar Kelapa Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, yang telah menimbulkan beragam reaksi. Borrell pada Rabu, 5 Februari 2020, mempertanyakan komitmen anak-anak muda dalam memerangi perubahan iklim, dimana hal ini mengacu pada istilah sindrom Greta.
“Tidak masalah berunjuk rasa soal perubahan iklim selama Anda tidak diminta kontribusi untuk membayarnya,” kata Borrell, yang menyebut aksi protes semacam ini dengan sebutan sindrom Greta, yang mengacu pada sosok Greta Thunberg, 17 tahun, aktivis perubahan iklim.
Ucapan Borrell itu membuatnya langsung berada dalam tekanan. Politikus sosialis asal Spanyol itu akhirnya meminta maaf.
“Saya ingin meminta maaf pada semua orang yang merasa telah diserang oleh referensi yang tidak sepatutnya pada gerakan penting anak-anak muda dalam memerangi perubahan iklim,” kata Borrell di Twitter, Sabtu, 8 Februari 2020, seperti dikutip dari reuters.com.
Youth movements to fight #ClimateChange have my full support and inspire politicians & societies. Climate change is one of biggest geopolitical challenges, we can't afford costs of inaction. (1)
— Josep Borrell Fontelles (@JosepBorrellF) February 7, 2020
Permohonan maaf itu sayangnya membuat Borrell malah mendapat lebih banyak kritikan di media sosial dan dari wartawan. Pada Senin, 10 Februari 2020, juru bicara Komisi Eropa kembali harus mengulang permemintaan maaf Borrell dan menyebut ucapan Borrel itu tidak pantas.
“Kami berharap melalui Twitter ini, situasi bisa dikralifikasi,” kata Dana Spinant, juru biara Komisi Eropa dalam sebuah konferensi pers. Dia meyakinkan semua anggota Komisi Eropa mendukung aktivis muda berusaha mengurangi dampak perubahan iklim.