TEMPO.CO, Shanghai – Pemerintah Cina melaporkan ada 108 korban tewas akibat terinfeksi virus Corona pada 10 Februari 2020. Jumlah ini naik dari jumlah korban meninggal sehari sebelumnya, yang mencapai 97 jiwa. Total korban meninggal akibat infeksi virus Corona mencapai 1.016 orang.
“103 korban meninggal terbaru berada di Provinsi Hubei dengan 67 orang berada di ibu kota provinsi yaitu Kota Wuhan,” begitu dilansir Reuters pada Selasa,, 11 Februari 2020.
Kota Wuhan merupakan lokasi asal merebaknya penyebaran virus Corona, yang diduga tersebar lewat pasar hewan di sana. Pasar hewan itu menjual kelelawar, yang diyakini sebagai pembawa virus itu.
Korban meninggal juga berasal dari sejumlah provinsi lain seperti Heilongjiang, Anhui, dan Henan.
Komisi Kesehatan Nasional melansir korban meninggal juga berada di Kota Tianjin, yang merupakan kota baru dan moderen, serta ibu kota Beijing.
Komisi Kesehatan Nasional melansir ada 2.478 kasus baru infeksi virus Corona pada 10 Februari 2020. Jumlah ini menurun dari sehari sebelumnya yang tercatat sebanyak 3.062. Ini membuat jumlah orang yang terinfeksi virus ini mencapai 42.638 orang.
Perdana Menteri Cina, Li Keqiang, memimpin rapat pada Senin untuk membahas penanganan virus Corona ini. Rapat menugaskan kepada sejumlah pejabat untuk menyelesaikan isu penyediaan bahan baku mentah dan kekurangan tenaga kerja serta meningkatkan jumlah pasokan masker wajah dan pakaian pelindung.
Saat ini, ada sekitar 20 ribu tenaga medis yang dikirim dari berbagai lokasi di Cina ke Kota Wuhan. Jumlah tenaga medis ini akan terus bertambah.
Pemerintah Cina telah membangun dua rumah sakit khusus penanganan pasien yang terinfeksi virus Corona di Kota Wuhan. Rumah sakit yang dibangun dalam waktu sekitar satu pekan ini dikelola oleh dokter militer.
Sedangkan Presiden Cina, Xi Jinping, muncul pertama kali di muka publik pada Senin kemarin sejak merebaknya wabah virus Corona ini. Channel News Asia melansir dia menginspeksi para pekerja medis di sebuah rumah sakit di Beijing. Dia meminta tindakan lebih banyak untuk menangkal penyebaran virus Corona ini.
Sebuah tim ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia WHO tiba di Beijing pada Senin kemarin. Tim ini dipimpin Bruce Aylward, yang pernah ikut menangani penyebaran wabah Ebola pada 2014 – 2016 di Afrika Barat.
Secara terpisah, Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan ada sejumlah kekhawatiran terkait penyebaran virus Corona di luar Cina. Virus ini disebut menjangkiti sejumlah orang yang tidak pernah melakukan perjalanan ke Cina.
Sedangkan pemerintah Inggris mengatakan jumlah kasus infeksi virus Corona sebagai hal serius dan mendesak karena telah menjangkiti delapan orang di sana.
Secara terpisah, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berharap wabah virus Corona ini akan mereda pada April karena cuaca mulai panas. Pendapatnya ini berbeda dengan sejumlah pejabat kesehatan AS.