TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel akan menghancurkan Gaza jika serangan dari Jalur Gaza terus berlanjut.
"Saya ingin memperjelas ini: Kami tidak akan menerima agresi dari Gaza. Hanya beberapa minggu yang lalu, kami menghabisi komandan tertinggi Jihad Islam di Gaza, dan saya menyarankan agar Jihad Islam dan Hamas menyegarkan ingatan mereka," kata Netanyahu pada pembukaan pertemuan kabinet mingguan di kantornya di Yerusalem, dilaporkan Times of Israel, 9 Februari 2020.
"Saya tidak akan menjabarkan secara rinci semua tindakan dan rencana kami di media, tetapi kami siap untuk menindas kelompok-kelompok teror di Gaza. Tindakan kami sangat kuat, dan belum selesai, untuk membuatnya lebih sederhana."
Di tengah meningkatnya serangan roket dan bom dari Jalur Gaza, Netanyahu memperingatkan kelompok teror Gaza bahwa Israel siap untuk mengambil "serangan telak" jika serangan itu berlanjut.
Dikutip dari Haaretz, Netanyahu membuat pernyataannya selama pertemuan pemerintah mingguan setelah eskalasi kekerasan antara Israel dan Gaza pekan lalu, di mana beberapa roket diluncurkan dari perbatasan Jalur Gaza.
Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjabat tangan setelah pidato Trump di Museum Israel di Yerusalem 23 Mei 2017. [REUTERS / Ronen Zvulun / File Foto]
Pertukaran tembakan antara Israel dan militan di Jalur Gaza telah meningkat sejak pengumuman rencana perdamaian Presiden AS Donald Trump untuk Timur Tengah.
Perdana menteri menambahkan bahwa Israel sangat kuat, dan masih belum menunjukkan semua kemampuannya.
Sementara Menteri Pertahanan Naftali Bennett mengatakan ketika berkeliling di Divisi Gaza bahwa tindakan para pemimpin Hamas di Gaza mendorong Israel untuk melakukan serangan mematikan di Jalur Gaza. Bennet tidak mengatakan kapan, di mana, dan dalam bentuk apa serangan tersebut.
"Tidak seorang pun akan kebal dari tindakan masa depan Israel," kata menteri pertahanan itu, seraya menambahkan bahwa tindakan-tindakan itu akan berbeda dari yang diambil di masa lalu.
Sebelumnya Bennett membuat ancaman serupa dalam pidato Sabtu, mengatakan ia akan menghindari pengiriman pasukan Israel ke Gaza dalam perang di masa depan, tetapi serangan udara Israel dan tanggapan lain terhadap serangan teror dari Gaza akan meningkat.
Dia mengatakan serangan Israel setelah serangan dari Gaza sekarang menargetkan pabrik roket dan infrastruktur militer Hamas lainnya, tidak hanya sebagai respons terhadap peluncuran roket, tetapi juga sebagai reaksi terhadap peluncuran balon yang dipasang bom api dan peledak dari Gaza.
Sebuah bola sepak dengan bahan peledak, yang diyakini diterbangkan dari Jalur Gaza menggunakan balon, terlihat di area terbuka Dewan Regional Sha'ar Hanegev pada 23 Januari 2019.[Times of Israel]
Bennett mengatakan dirinya tidak tertarik pada dua atau tiga hari bertempur dengan Hamas. Sebaliknya, ia sedang mengerjakan rencana untuk serangan "signifikan" yang akan dimulai pada waktu yang dipilih oleh Israel, yang ia klaim secara fundamental akan mengubah situasi saat ini, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Jika tidak ada pilihan lain, katanya, ia juga akan meluncurkan operasi militer dalam waktu dekat, di mana tidak seorang pun dalam kepemimpinan Hamas akan kebal.
Dikutip dari Haaretz, Juru Bicara Hamas Fawzi Barhoum menanggapi ancaman Netanyahu, menyebutnya sebagai upaya putus asa Israel untuk meredam rakyat Palestina dan pasukan perlawanan, dengan mengalihkan perhatian dari upaya yang gagal di masa lalu.
Menurut Barhoum, yang berbicara kepada wartawan di Gaza pada Ahad sore, agresi Israel tanpa henti, tetapi ancaman seperti itu tidak akan mengganggu rakyat Palestina. Dia juga memperingatkan Israel agar tidak berperilaku bodoh.
Jihad Islam di Gaza juga menanggapi pernyataan Netanyahu pada Ahad, mengatakan pasukan militannya tidak akan ragu untuk merespons serangan Israel, karena orang-orang Palestina memiliki hak untuk mempertahankan diri dan tanah mereka melawan terorisme Israel.