Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Orangutan Tertangkap Kamera Hendak Menolong Pria dari Air

image-gnews
Anil Prabhakar memotret momen orangutan mengulurkan tangan ke arah penjaga hutan di Kalimantan.[Instagram Anil Prabhakar/anil_t_prabhakar]
Anil Prabhakar memotret momen orangutan mengulurkan tangan ke arah penjaga hutan di Kalimantan.[Instagram Anil Prabhakar/anil_t_prabhakar]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang fotografer memotret momen mengejutkan sekaligus menggugah hati ketika orangutan hendak menolong seorang pria yang terjebak di genangan air penuh ular.

Adalah fotografer amatir bernama Anil Prabhakar dari India yang menangkap momen singkat itu di Kalimantan, Indonesia. Orangutan mengulurkan tangannya untuk membantu seorang pria keluar dari air yang dipenuhi ular.

Menurut laporan CNN, 8 Februari 2020, Prabhakar sedang melakukan safari bersama teman-teman di hutan konservasi yang dikelola oleh Borneo Orangutan Survival Foundation (BOS) ketika ia menyaksikan pemandangan itu.

"Ada laporan ular di daerah itu sehingga pengawas datang dan dia membersihkan ular," katanya.

"Saya melihat orangutan datang sangat dekat dengannya dan menawarkan tangannya."

Prabhakar mengatakan sulit bagi pengawas untuk bergerak di air yang berlumpur dan mengalir. Menurut The Sun, petugas Borneo Orangutan Survival Foundation itu, yang terendam air hingga setinggi dada, telah membersihkan ular-ular dan semak belukar dari daerah itu untuk membantu menjaga orangutan agar tetap aman.

"Sepertinya orangutan itu mengatakan: 'Boleh saya bantu?' kepada pria itu," lanjut Prabhakar. "Saya benar-benar tidak bisa memotret. Saya tidak pernah menduga hal seperti itu.

"Saya hanya mengambil momen itu. Itu benar-benar emosional," lanjut Prabhakar.

Ular berbisa adalah predator orangutan Kalimantan, yang terancam kebakaran hutan, kehilangan habitat dan perburuan. "Bisa dibilang ular adalah musuh terbesar mereka," kata Prabhakar, yang merupakan ahli geologi dari Kerala di India.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pengawas itu menolak uluran tangan dan keluar dari genangan air menjauh dari orangutan, dikutip The Sun. Ketika Prabhakar bertanya mengapa dia menjauh, penjaga hutan mengatakan, "mereka benar-benar liar, kita tidak tahu bagaimana mereka akan bereaksi."

Prabhakar mengatakan seluruh momen itu hanya berlangsung tiga atau empat menit. "Saya sangat bahagia bisa melihat momen itu," katanya. Sejak berita ini dibuat, foto Prabhakar telah disukai 30.000 kali di Instagram dengan ribuan komentar.

"Kami sangat senang melihat tanggapan positif dari publik terhadap foto ini. Melihat ini, kita jadi berandai-andai bahwa satwa liar bahkan bisa bersikap lebih baik terhadap manusia ketimbang kita terhadap mereka. Akan tetapi, tempat mereka di habitatnya, bukan bersama kita. Dengan membantu menjaga habitat mereka, maka kita membantu menjaga keseimbangan alam dan kelestarian mereka," kata CEO BOS Foundation Dr. Jamartin Sihite, MSc., mengatakan kepada Tempo melalui surel, 11 Februari 2020.

Dr. Jamartin Sihite mengatakan foto ini diambil di Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari di Kalimantan Timur, dan orangutan dalam foto bernama Anih. Adapun petugas BOS Foundation dalam foto bernama Syahrul yang saat itu sedang membersihkan habitat orangutan dari rumput dan pendangkalan.

"Anih dan Syahrul sudah mengenal sejak lama, dari awal 1990-an. Mungkin di dalam foto, Anih terlihat seperti menawarkan pertolongan terhadap Syahrul. Akan tetapi yang terjadi bisa jadi sebaliknya, Anih meminta makanan dari Syahrul. Ini justru menunjukkan orangutan tersebut memiliki ketergantungan terhadap manusia," lanjut Dr. Jamartin Sihite.

Lamanya waktu Anih dan orangutan lain yang pernah dipelihara manusia sebelum diserahkan ke BOSF menjadi salah satu tantangan proses rehabilitasi untuk menjadikan mereka liar kembali, kata Dr. Jamartin. Hal ini ditambah dengan kondisi seperti terbatasnya daya tampung hutan tempat pelepasliaran, sulitnya mencari lokasi untuk pulau suaka, serta lamanya waktu rehabilitasi membuat jumlah orangutan yang tidak mampu dilepasliarkan seperti Anih menjadi cukup banyak.

Orangutan adalah satu-satunya kera besar di Asia dan sebagian besar ditemukan di Kalimantan dan Sumatra di Indonesia, dengan sisanya 10% ditemukan di Sabah dan Sarawak di Malaysia, menurut yayasan BOS. Diperkirakan bahwa populasi orangutan Kalimantan telah berkurang lebih dari 80% dalam tiga generasi terakhir.

Catatan redaksi: Laporan ini disunting pada 11 Februari 2020 pukul 12.00 WIB untuk menambahkan keterangan dari Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF).

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

2 hari lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.


Dirut KAI Sebut Belum Ada Komunikasi soal Kereta Cepat Brunei Melintas IKN: Masih Terlalu Dini

22 hari lalu

Presiden Joko Widodo meninjau langsung progres pembangunan Kantor Presiden di Kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Provinsi Kalimantan Timur, Jumat, 1 Maret 2024. Presiden Jokowi mengecek pembangunan infrastruktur yang kini telah mencapai 74 persen tersebut. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
Dirut KAI Sebut Belum Ada Komunikasi soal Kereta Cepat Brunei Melintas IKN: Masih Terlalu Dini

Didiek Hartantyo menyatakan hingga kini belum ada komunikasi apa pun perihal rencana pembangunan kereta cepat di IKN.


Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

37 hari lalu

National Aeronautics and Space Administrationcode (NASA) atau Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat menyoroti perubahan kawasan hutan di Kalimantan setelah adanya pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN. Foto : NASA
Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.


Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

37 hari lalu

Pekerja menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis 15 Februari 2024. Pembangunan PLTS tersebut untuk fase pertama sebesar 10 megawatt (MW) dari total kapasitas 50 MW yang akan menyuplai energi terbarukan untuk IKN dan akan beroperasi pada 29 Pebruari 2024. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

Kajian peneliti BRIN menunjukkan potensi kekeringan esktrem di IKN Nusantara dan wilayah lainnya di Kalimantan pada 2033-2050. Dipicu perubahan iklim.


Tim SAR Cari Black Box dan FDR Milik Pesawat Smart Aviation yang Jatuh di Kalimantan

45 hari lalu

Kepala Basarnas Tarakan Syahril (kanan) saat memberikan keterangan pers di Tarakan, Senin (11/3/2024) terkait pencarian kotak hitam (black box) dan Flight Data Recorder (FDR) di lokasi jatuhnya pesawat Pilatus PC-6 Porter PK-SNE milik maskapai penerbangan Smart Aviation. ANTARA/HO-Basarnas Tarakan.
Tim SAR Cari Black Box dan FDR Milik Pesawat Smart Aviation yang Jatuh di Kalimantan

Pesawat milik maskapai penerbangan Smart Aviation terjatuh di Kaltara. Tim SAR masih berada di lokasi pesawat jatuh untuk mencari kotak hitam.


Belum Ketemu, Pencarian Pesawat PK SNE yang Hilang di Kalimantan Dilanjutkan Besok

48 hari lalu

Ilustrasi pesawat (Pixabay)
Belum Ketemu, Pencarian Pesawat PK SNE yang Hilang di Kalimantan Dilanjutkan Besok

Pencarian pesawat PK SNE yang hilang kontak di Kalimantan Utara dilanjutkan besok oleh Basarnas.


Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

53 hari lalu

Petugas berupaya memadamkan kebakaran hutan dan lahan di wilayah Bintan Timur, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Sabtu 15 Januari 2022. ANTARA/HO-UPT Damkar Bintan Timur
Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?


Alasan BRIN Menyasar Kalimantan untuk Ekspedisi Biodiversitas 5 Tahun ke Depan

55 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
Alasan BRIN Menyasar Kalimantan untuk Ekspedisi Biodiversitas 5 Tahun ke Depan

BRIN berfokus meneliti biodiversitas di Kalimantan pada 3-5 tahun ke depan. Ekspedisi panjang itu juga menjadi peluang sekolah bagi calon taksonom,


Pakar Sebut Gempa Kalimantan Akibat Patahan Batuan Bergeser dari Pasifik

24 Februari 2024

Pemandangan Gunung Halau Halau di Pegunungan Meratus, Kecamatan Batang Alai Timur, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, beberapa waktu lalu. (ANTARA/Bayu Pratama)
Pakar Sebut Gempa Kalimantan Akibat Patahan Batuan Bergeser dari Pasifik

Kekuatan getaran gempa di Kalimantan Selatan masih tergolong skala kecil.


Canon Hadirkan Tiga Lensa RF Terbaru untuk Fotografer dan Videografer

30 Januari 2024

3 Lensa RF Terbaru Canon (Datascrip)
Canon Hadirkan Tiga Lensa RF Terbaru untuk Fotografer dan Videografer

Tiga lensa Canon dengan mounting RF ini diharapkan mampu memberikan keleluasaan bagi para fotografer dan videografer.