TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat yang mendarat darurat di pangkalan udara Hmeimim, Suriah, pada Kamis, 6 Februari 2020, tidak dipublikasi otoritas berwenang. Pendaratan darurat dilakukan untuk menghindari serangan pertahanan udara Suriah.
Pesawat itu hanya diketahui tipe Airbus A320 yang sudah bersiap mendarat di Bandara Internasional Damaskus, Suriah namun dipaksa untuk mengalihkan rute alternatif landasan terdekat, yakni ke pangkalan udara Hmeimim dekat Kota Latakia di utara Suriah yang dikendalikan oleh militer Rusia. Saat kejadian, pesawat sedang membawa 172 penumpang dari Ibu Kota Teheran, Iran, menuju Kota Damaskus, Suriah.
Dikutip dari reuters.com, pangkalan udara Hmeimim berada di Suriah, namun dikendalikan oleh Rusia. Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, mengatakan saat pendaratan darurat dilakukan Angkatan Bersenjata Suriah merespon serangan Israel yang mengincar negara itu.
Data dari radar penerbangan memperlihatkan sebuah penerbangan dari Kota Najaf, Irak telah dialihkan dari Ibu Kota Damaskus ke Hmeimim. Maskapai itu pun menolak memberikan komentar.
Insiden pendaratan darurat ini terjadi sebulan setelah pesawat komersial Ukraine International Airlines PS 752 yang jatuh tak lama setelah lepas landas dari Teheran. Musibah itu menewaskan 176 penumpang dan awak pesawat. Tak lama kemudian, Iran mengatakan Angkatan Bersenjatanya tak sengaja menembak jatuh pesawat itu karena human error.
Kementerian Pertahanan Suriah mengatakan pada Kamis, 6 Februari 2020, pihaknya telah mencegat rudal Israel di atas langit Kota Damaskus yang mengincar fasilitas-fasilitas militer di wilayah selatan Suriah. Israel menolak berkomentar mengenai hal ini.
Sebelumnya pada 2016, maskapai Cham Wings dikenai sanksi oleh Amerika Serikat atas dugaan militan ke Suriah untuk mendukung Presiden Suriah, Bashar al-Assad dan membantu intelijen militer Suriah membawa senjata dan peralatan. Penerbangan Cham Wings ketika itu tidak muncul dalam catatan bandara manapun atau maskapai dan mendarat pada tengah malam.
Pesawat Cham Wings juga perusahaan yang menerbangkan Qassem Soleimani, Kepala pasukan khusus Garda Revolusi Iran, dari Damaskus ke Ibu Kota Bagdad, Irak sebelum dia tewas dalam serangan udara oleh Amerika Serikat pada Januari 2020.