TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengisyaratkan akan mencaplok Tepi Barat Palestina setelah pemilu Israel 2 Maret mendatang.
Netanyahu meminta hadirin acara kampanyenya di Beit Shemesh untuk membantunya terpilih dalam pemilu, dan mengatakan kemenangan Partai Likud akan mengesahkan persetujuan untuk rencana perdamaian "Kesepakatan Abad ini" Trump.
Menurut Times of Israel, 5 Februari 2020, pernyataan itu bertentangan dengan sumpah Netanyahu sebelumnya untuk mencaplok wilayah segera setelah rilis rencana pada 28 Januari. Gagasan segera pencaplokan Israel ditentang oleh utusan Timur Tengah Presiden Donald Trump Jared Kushner.
"Jika kita menang, saat kita menang, kita akan terus membuat sejarah. Segera setelah kami menang, kami akan menerapkan hukum Israel untuk semua komunitas Yahudi di Lembah Yordan, di Yudea, dan Samaria," kata Netanyahu, menggunakan istilah-istilah Alkitab untuk Tepi Barat.
"Kami, Likud, tidak akan membiarkan peluang besar ini terlepas dari genggaman kami. Tetapi untuk menjaminnya, untuk menjamin perbatasan Israel, untuk menjamin masa depan Israel, saya membutuhkan setiap anggota Likud kali ini untuk keluar dan memilih, dan membuat yang lain memilih. Kali ini kami membuat semua orang keluar dari rumah, kami tidak akan meninggalkan siapa pun di belakang," kata Netanyahu.
Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjabat tangan setelah pidato Trump di Museum Israel di Yerusalem 23 Mei 2017. [REUTERS / Ronen Zvulun / File Foto]
Rencana Trump membayangkan negara Yahudi menganeksasi bagian-bagian penting Tepi Barat, termasuk di Lembah Yordan yang strategis dan semua permukiman. Garis besar tersebut akan melihat pembentukan negara Palestina pada akhirnya, dengan kedaulatan terbatas. Palestina akan kehilangan 70 persen lebih Tepi Barat, tak terkecuali sebagian besar Yerusalem Timur.
Palestina dengan tegas menolak rencana tersebut, dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebutnya kesepakatan Trump "tamparan abad ini."
Liga Arab, Organisasi Kerja Sama Islam, dan Uni Eropa, telah menolak proposal perdamaian Timur Tengah yang diusulkan Trump, seperti dilaporkan Reuters.
Benjamin Netanyahu dan Duta Besar AS untuk Israel David Friedman mengatakan beberapa jam setelah rencana itu diperkenalkan pada 28 Januari, bahwa Israel memiliki lampu hijau untuk segera mencaplok wilayah-wilayah Tepi Barat Palestina yang dialokasikan Trump untuk Israel.