TEMPO.CO, Jakarta - Dua aktivis konservasi kupu-kupu Raja yang dilindungi UNESCO di Meksiko tewas misterius pada akhir Januari lalu.
Raul Hernandez Romero yang bekerja sebagai ahli konservasi di area kupu-kupu Raja di cagar alam El Rosario di Angangueo, negara bagian Michoacan, Meksiko ditemukan tewas pada Jumat lalu.
Dalam pernyataan aparat berwenang setempat menjelaskan, jasad Romero ditemukan dalam kondisi mengenaskan.
"Tanda pukulan benda tumpul tampak di sejumlah bagian tubuh dan cedera di bagian kepala disebabkan benda tajam," ujar pernyataan itu sebagaimana dilaporkan CNN, 3 Februari 2020.
Keluarganya melaporkan kehilangan Romero beberapa jam sebelum jasadnya ditemukan. Istrinya terakhir kali melihat Romero pada 27 Januari saat dia meninggalkan rumah mereka di San Pedro Libertad.
Romero merupakan ahli konservasi kedua yang tewas misterius dalam kurun waktu seminggu.
Homero Gomez Gonzalez, aktivis yang dijuluki Pembela Kupu-kupu Raja ditemukan tewas pada 13 Januari lalu. Jasadnya ditemukan tenggelam di satu kolam dengan luka di bagian kepala di kawasan konservasi itu.
Komisi HAM Meksiko menyakini Gomez dan Romero merupakan korban konflik dengan jaringan pencuri kayu di hutan konservasi yang menjadi rumah bagi jutaan kupu-kupu Raja.
Negara bagian Michoacan merupakan rumah bagi cargar alam kupu Raja dan telah ditetapkan sebagai kawasan Warisan Dunia oleh UNESCO.
Kawasan rumah kupu-kupu Raja ini terletak sekitar 100 kilometer dari kota Meksiko.
Setiap musum gugur, jutaan bahkan satu miliar kupu-kupu Raja memenuhi area cagar alam seluas 56,259 hektare.
Kupu-kupu Raja ini terbang dari Amerika Utara untuk kembali pulang ke rumah mereka. Kehadiran kupu-kupu ini membuat hutan menjadi warna oranye. Ketika musim semi, kupu-kupu ini mulai melakukan migrasi ke wilayah Timur Kanada selama 8 bulan untuk kemudian kembali pulang ke Meksiko.
Hingga saat ini, pelaku dan motif pembunuhan dua aktivis perlindungan kupu-kupu Raja di Meksiko ini belum diketahui secara resmi.