TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina mengklaim 475 pasien virus Corona telah sembuh sejak wabah tersebut pertama kali meledak pada 31 Desember lalu. Dengan kata lain, jumlah pasien sembuh telah melebihi jumlah korban meninggal yang telah menyentuh angka 427 orang berdasarkan data komisi kesehatan nasional Cina (National Health Commission).
"Jumlah pasien yang baru sembuh jauh melebihi jumlah kematian baru. Pada 2 Februari, 147 pasien disembuhkan dan 57 meninggal," ujar Duta Besar Cina untuk Indonesia, Xiao Qian, dalam jumpa pers di kediamannya, Selasa, 4 Februari 2020.
Xiao Qian melanjutkan bahwa sembuhnya pasien-pasien Corona di Cina dikarenakan kombinasi pengobatan tradisional Cina dan Barat. Walau begitu, Xiao Qian mengklarifikasi bahwa obat yang digunakan bukanlah hasil penelitian vaksin virus Corona.
Untuk penelitian vaksin virus Corona, Xiao Qian tidak bisa memberikan penjelasan detil. Ia beralasan hanya tenaga ahli di Cina lah yang mengetahuinya. Namun, Xiao Qian berkata, sejauh yang ia tahu, penelitian vaksin virus Corona di Cina sudah menunjukkan perkembangan bagus.
"Lab nasional di Cina sudah mendapatkan 3 strain virus Corona. Vaksin akan dibuat dari penelitian tiga strain itu. Berbagai institusi kesehatan juga sudah mengumpulkan berbagai obat yang bisa menghambat gejala virus Corona," ujar Xiao Qian lebih lanjut.
Sebelumnya, sempat beredar kabar bahwa pemerintah Cina akan segera melakukan uji coba vaksin virus Corona pertama pada pekan ini. Adapun vaksin tersebut, mengutip Fortune, berasal dari hasil kerjasama antara pemerintah Cina dengan perusahaan biotek Amerika bernama Gilead. Adapun obat yang akan diujicoba bernama Remdesivir.
Artikel di Fortune mengatakan bahwa tes vaksin tersebut akan langsung dilakukan pada manusia. Hal itu umumnya jarang dilakukan kecuali situasi benar-benar mendesak.
Selain Gilead, beberapa perusahaan farmasi yang juga tengah 'berlomba-lomba' untuk mengembangkan vaksin virus Corona adalah Johnson & Johnson, Inovia Pharmaceuticals, dan Moderna Therpeutics.
ISTMAN MP | FORTUNE