TEMPO.CO, Jakarta - Hong Kong melaporkan kematian pertama akibat virus Corona dan yang kedua di luar Cina daratan pada Selasa. Kematian di Hong Kong menambah jumlah korban meninggal menjadi 427 orang.
Seorang pria berusia 39 tahun, yang dirawat karena virus di Rumah Sakit Princess Margaret di Kwai Chung, meninggal pada Selasa pagi setelah kondisinya memburuk, menurut laporan South China Morning Post, 4 Februari 2020. Dia menderita gagal jantung mendadak, menurut sumber medis.
Warga Whampoa Garden tersebut sebelumnya diidentifikasi sebagai pasien virus Corona ke-13 Hong Kong. Kematiannya adalah kematian kedua terkait dengan wabah yang telah dilaporkan di luar daratan Cina setelah Filipina melaporkan kematian pertama virus Corona pada Sabtu.
Dia telah ke Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, pada 21 Januari dan kembali ke Hong Kong dua hari kemudian melalui Jalur Kereta Ekspres Guangzhou-Shenzhen-Hong Kong, sebelum menderita demam pada 31 Januari.
Pekerja medis melakukan unjuk rasa di luar Otoritas Rumah Sakit, menuntut Hong Kong untuk menutup perbatasannya dengan Cina daratan untuk mengurangi penyebaran virus Corona, di Hong Kong, Cina 4 Februari 2020. [REUTERS / Tyrone Siu]
Pria itu dirawat di Rumah Sakit Queen Elizabeth di Yau Ma Tei pada hari yang sama, di mana ia dipastikan terinfeksi sebelum dipindahkan ke bangsal isolasi di Rumah Sakit Princess Margaret.
Pihak berwenang Cina mengatakan jumlah korban di Cina naik dengan rekor 64 dari hari sebelumnya menjadi 425, sebagian besar di provinsi Hubei yang merupakan ibu kota Wuhan, dikutip dari Reuters.
Ratusan pekerja medis di Hong Kong menggelar demonstrasi kedua untuk memaksa pemerintah menutup perbatasan kota dengan daratan Cina, sehari setelah Kepala Eksekutif Carrie Lam membiarkan tiga pos pemeriksaan perbatasan yang tersisa tetap dibuka.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan virus Corona Wuhan sebagai keadaan darurat global dan para ahli mengatakan banyak yang masih belum diketahui tentang patogen, termasuk tingkat kematian dan jalur penularannya.