TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menolak rencana perdamaian Timur Tengah Palestina dan Israel dari Donald Trump yang disebut "Kesepakatan Abad ini" selama KTT OKI pada Senin.
Organisasi beranggotakan 57 negara yang mengadakan pertemuan puncak untuk membahas proposal Trump di Jeddah, mengatakan mereka menyerukan semua negara anggota untuk tidak terlibat dengan rencana ini atau untuk bekerja sama dengan pemerintah AS dalam mengimplementasikannya dalam bentuk apapun, dikutip dari Reuters, 3 Januari 2020.
KTT OKI pada Senin diminta oleh kepemimpinan Palestina, dua hari setelah Liga Arab menolak proposal perdamaian Trump. " (proposal) itu tidak memenuhi hak minimum dan aspirasi rakyat Palestina," kata Liga Arab, menurut Al Jazeera.
Pada Selasa kemarin, Donald Trump yang didampingi PM Israel Benjamin Netanyahu, menggambarkan rencananya yang telah lama tertunda untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina, sebagai "win-win solution" untuk kedua belah pihak.
Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjabat tangan setelah pidato Trump di Museum Israel di Yerusalem 23 Mei 2017. [REUTERS / Ronen Zvulun / File Foto]
Presiden AS mengatakan kesepakatan yang diusulkannya akan memastikan pembentukan solusi dua negara, menjanjikan warga Palestina memiliki negara mereka sendiri dengan ibu kota baru di Abu Dis, sebuah kota di luar Yerusalem. Trump juga mengatakan Yerusalem akan menjadi ibu kota yang tidak terbagi dari Israel. Palestina ingin Yerusalem Timur dan Tepi Barat yang diduduki menjadi bagian dari negara masa depan.
Para pemimpin Palestina, yang tidak hadir selama pengumuman dan telah menolak proposal tersebut bahkan sebelum diumumkan, mengecam rencana tersebut sebagai "Deklarasi Balfour baru" yang sangat menguntungkan Israel dan akan menolak mereka sebagai negara merdeka.
OKI menyatakan di Twitter pada hari Minggu bahwa pertemuan komite eksekutif terbuka pada tingkat menteri luar negeri akan membahas posisi organisasi setelah pemerintah AS mengumumkan rencana perdamaiannya.
Dengan negara-negara anggota dari empat benua, OKI adalah organisasi antarpemerintah terbesar kedua di dunia setelah PBB, dengan populasi kolektif mencapai lebih dari 1,8 miliar.
Mayoritas negara-negara anggotanya adalah negara-negara mayoritas Muslim, sementara yang lain memiliki populasi Muslim yang signifikan, termasuk beberapa negara Afrika dan Amerika Selatan. Sementara 22 anggota Liga Arab juga merupakan bagian dari OKI, organisasi ini memiliki beberapa negara anggota non-Arab yang signifikan, termasuk Turki, Indonesia, Iran dan Pakistan. OKI juga memiliki lima anggota pengamat, termasuk Rusia dan Thailand.
Menyusul pengumuman rencana Trump, kementerian luar negeri Arab Saudi menyatakan penghargaan atas upaya Trump dan dukungan untuk negosiasi perdamaian langsung di bawah naungan Washington, sementara media pemerintah melaporkan bahwa Raja Salman telah memanggil Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk meyakinkan dia tentang komitmen tak tergoyahkan Arab Saudi untuk cita-cita Palestina.
Pengumuman rencana Trump mendapat tanggapan beragam dari negara-negara Arab.
Para pengamat mengatakan reaksi itu merupakan indikasi perpecahan di antara negara-negara Arab dan ketidakmampuan mereka untuk memprioritaskan penderitaan rakyat Palestina atas agenda ekonomi domestik dan perhitungan politik sehubungan dengan pemerintahan Trump.