Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jared Kushner: Palestina Tak Layak Merdeka Jika Tak Penuhi Syarat

image-gnews
Penasihat Trump Jared Kushner mendengarkan ketika Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Kabinetnya di Gedung Putih di Washington, AS, 16 Agustus 2018. [REUTERS / Kevin Lamarque]
Penasihat Trump Jared Kushner mendengarkan ketika Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Kabinetnya di Gedung Putih di Washington, AS, 16 Agustus 2018. [REUTERS / Kevin Lamarque]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penasihat senior Donald Trump, Jared Kushner, mengatakan jika Palestina tidak memenuhi syarat di bawah proposal perdamaian Timur Tengah yang digagas Amerika Serikat, maka Israel tidak harus mengakui Palestina sebagai negara berdaulat.

Hal ini disampaikan Kushner saat wawancara dengan Fareed Zakaria dari CNN, 3 Februari 2020.

Saat wawancara, Fareed Zakaria meminta Kushner untuk menjabarkan syarat dalam perjanjian tersebut, yang memungkinkan Palestina membentuk negara merdeka.

Kushner menjabarkan syarat untu Palestina, termasuk kebebasan pers, pemilu bebas, jaminan kebebasan beragama, lembaga peradilan dan keuangan independen, seperti transparansi di negara Barat.

Namun, Fareed Zakarian menanggapiu bahwa tidak ada negara Arab saat ini yang memenuhi krieria yang dituntut untuk Palestina dalam empat tahun ke depan.

"Bukankah ini hanya cara untuk memberi tahu orang-orang Palestina bahwa mereka tidak akan benar-benar mendapatkan negara," tanya Zakaria. "Karena...jika tidak ada negara Arab hari ini dalam posisi yang Anda tuntut dari orang-orang Palestina sebelum mereka dapat mendirikan negara, secara efektif, ini adalah amendemen pembunuh."

Jared Kushner bersusah payah menanggapi pertanyaan Zakaria.

"Apakah Anda mengatakan bahwa kita seharusnya tidak memiliki kriteria ini, mengatakan, Anda tahu, 'Tidak apa-apa jika Anda tidak ingin menghormati hak asasi manusia, jika Anda ingin tidak membiarkan orang berbicara dengan bebas, jika Anda tidak ingin memiliki minat di dalamnya'," kata Kushner. "Pertanyaannya adalah, bagaimana kita membuat Israel membuat kompromi dengan sengketa wilayah?"

Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjalan ke Kantor Oval Gedung Putih di Washington DC. [Kevin Lamarque / Reuters]

Kushner kemudian memaparkan ringkasan sejarah konflik, mencatat bahwa Israel telah menjadi "kekuatan besar" meskipun "diserang berkali-kali dalam sejarah."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Sebaliknya, warga Palestina terjebak di bawah aturan yang Anda miliki sekarang," kata Kushner. Kushner menggambarkan sistem itu sebagai "negara polisi" dan mencatat bahwa itu bukan demokrasi yang berkembang pesat.

"Untuk Palestina, jika mereka ingin rakyatnya menjalani kehidupan yang lebih baik, kami sekarang memiliki kerangka kerja untuk mewujudkannya," kata Kushner.

"Jika mereka tidak berpikir bahwa mereka dapat menegakkan standar ini, maka saya tidak berpikir kita bisa membuat Israel mengambil risiko untuk mengakui mereka sebagai negara, untuk memungkinkan mereka memerintah diri mereka sendiri, karena satu-satunya hal yang lebih berbahaya dari apa yang kita miliki sekarang adalah situasi gagal."

Kepala perunding Palestina Saeb Erakat mengecam pernyataan Kushner yang secara sepihak memutuskan seperti apa penyelesaian damai tanpa melibatkan dua pihak.

"Apa yang tersisa untuk dinegosiasikan? Ketika saya mengatakan masalah ini harus dinegosiasikan antara kami dan Israel secara langsung, Kushner menjawab dengan memanggil saya negosiator yang gagal, tidak dapat bernegosiasi. Dia bernegosiasi atas nama saya karena dia tahu lebih baik daripada saya. Ini adalah seni mendikte, arogansi, dan memeras," kata Erekat.

Saeb Erekat belum berhubungan langsung dengan pemerintahan Trump selama dua tahun lebih dan bukan bagian dari presentasi rencana tersebut, yang dihadiri oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih.

Dikuti dari Haaretz, pada Sabtu seorang diplomat Arab mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak mengungkapkan rincian lengkap rencana perdamaian Timur Tengah-nya kepada negara-negara Arab sebelum perilisannya, yang menurut diplomat itu adalah alasan mengapa perwakilan dari tiga negara Arab menghadiri acara pembukaan pekan lalu, sebuah langkah yang dikritik tajam oleh Palestina.

Trump telah menggambarkan "Kesepakatan Abad ini" sebagai solusi dua negara yang realistis, tetapi kesepakatan sepihak itu hanya memenuhi hampir setiap permintaan utama Israel dan segera ditolak oleh Palestina.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

3 menit lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

Afrika Selatan menyerukan pada komunitas internasional agar dilakukan investigasi yang menyeluruh terkait temuan kuburan massal di Gaza


Akui Kecanggihan Teknologi Siber Israel, Konsultan Keamanan Spentera: Risetnya Luar Biasa

1 jam lalu

Direktur Cyber Intelligence PT Spentera, Royke Tobing (paling kiri), saat diskusi bertajuk Ancaman Operasi Intelijen Siber Atas Indonesia, di Jakarta,  Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Akui Kecanggihan Teknologi Siber Israel, Konsultan Keamanan Spentera: Risetnya Luar Biasa

Mayoritas penyedia layanan software dan infrastruktur teknologi dipastikan memiliki afiliasi ke Israel.


PM Spanyol Ajukan Cuti Sementara Usai Istrinya Dituduh Korupsi

2 jam lalu

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez. REUTERS/Andrew Kelly
PM Spanyol Ajukan Cuti Sementara Usai Istrinya Dituduh Korupsi

PM Spanyol Pedro Sanchez adalah pendukung utama Palestina. Ia memutuskan untuk cuti sementara usai istrinya dituduh korupsi.


Saat Iran Serang Israel, Begini Pertempuran yang Terjadi di Udara dan Antariksa

2 jam lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Saat Iran Serang Israel, Begini Pertempuran yang Terjadi di Udara dan Antariksa

Jet tempur AS, Prancis, Inggris,dan Yordania ikut turun laga pada malam Iran menyerang Israel secara langsung dan keras.


Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

3 jam lalu

Seorang pria memegang spanduk saat dia melakukan protes di luar Universitas New York, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 23 April 2024. REUTERS/Eduardo Munoz
Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.


Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

3 jam lalu

Asap mengepul setelah serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 22 April 2024. REUTERS/Mahdy Zourob
Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

Kementerian Pertahanan Israel membeli 40 ribu tenda sebagai bagian dari upaya mengevakuasi pengungsi Gaza di Rafah


Fakta-fakta Penemuan Kuburan Massal 300 Mayat di Rumah Sakit di Gaza

5 jam lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Lusinan warga Palestina yang tidak diketahui identitasnya dimakamkan di pemakaman massal di Gaza setelah pemerintah Israel menyerahkan jenazah yang mereka simpan di Israel. REUTERS/Mohammed Salem
Fakta-fakta Penemuan Kuburan Massal 300 Mayat di Rumah Sakit di Gaza

300 mayat ditemukan dalam kondisi terikat di rumah sakit di Gaza. Di antara mayat itu adalah wanita dan anak-anak.


Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

6 jam lalu

Petugas kepolisian menahan pengunjuk rasa pro-Palestina di Universitas Texas, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Austin, Texas, AS 24 April 2024. REUTERS/Nuri Vallbona
Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

Ribuan pengunjuk rasa ikut protes yang dimpimpin kelompok-kelompok Yahudi untuk perdamaian di Brooklyn, New York, mendesak AS berhenti kirim senjata ke Israel.


Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

9 jam lalu

Tslil Ben Baruch, 36, memegang plakat ketika para demonstran menghadiri protes 24 jam, menyerukan pembebasan sandera Israel di Gaza dan menandai 100 hari sejak serangan 7 Oktober oleh kelompok Islam Palestina Hamas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.  di Tel Aviv, Israel, 14 Januari 2024. REUTERS/Alexandre Meneghini
Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

Hamas merilis kondisi terkini sandera asal Amerika Serikat yang dalam keadaan sehat.


Sempat Diboikot terkait Israel, Unilever Indonesia Sebut Kinerja Perusahaan Membaik

10 jam lalu

Benjie Yap. Foto: Linkedin
Sempat Diboikot terkait Israel, Unilever Indonesia Sebut Kinerja Perusahaan Membaik

Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap menyatakan kinerja perusahaan tersebut saat ini membaik. Sempat diterpa boikot, diduga terkait Israel