TEMPO.CO, Jakarta - Seorang perempuan asal Hong Kong, 35 tahun, meninggal setelah sebelumnya tiba-tiba koma saat menjalani prosedur sedot lemak di sebuah klinik bedah plastik di Ibu Kota Seoul, Korea Selatan. Kepolisian Korea Selatan pada Jumat, 31 Januari 2020 mengkonfirmasi kejadian ini.
“Perempuan itu koma saat prosedur sebuah operasi kecantikan dilakukan pada Selasa, 28 Januari 2020. Dia segera dilarikan ke rumah sakit yang berbeda, yang tak lama kemudian dianyatakan meninggal,” kata seorang aparat kepolisian di Kepolisian Metropolitan Seoul, Korea Selatan, seperti dikutip dari asiaone.com.
Sumber tersebut meyakinkan penyelidikan atas insiden ini sedang dilakukan. Sebuah postmortem atau identifikasi korban akan dilakukan pada awal pekan depan untuk menentukan penyebab pasti kematian.
Menurut Ho Chiu-ming, Presiden Asosiasi Operasi Plastik, Rekonstruksi dan Estetik Hong Kong, koma saat prosedur sedot lemak bisanya terjadi karena adanya komplikasi terkait anastesi. Dia pun memperingatkan para pasien agar menjalin komunikasi yang bagus saat memilih operasi plastik di Korea Selatan sebelum prosedur operasi itu dijalankan.
“Mungkin itu reaksi alergi atau overdosis obat yang digunakan dalam anastesi hingga menyebabkan pasien berhenti bernafas atau menyebabkan masalah pada jantung. Ketika ada sesuatu yang salah dalam prosedur sedot lemak, komplikasi biasanya muncul pada jam-jam dilakukannya operasi atau beberapa hari setelah operasi dilakukan,” kata Ho.
Petugas penerima tamu di klinik itu menjelaskan, pasien malang tersebut ingin operasi sedot lemak disekitar pinggangnya. Operasi sedot lemak di area ini dibandrol dengan harga 1,8 juta won atau sekitar Rp 20 juta sampai 9 juta won atau Rp 102 juta, tergantung tingkat kegemukan si pasien yang klasifikasikan dari skala satu sampai sembilan.
Data statistik memperlihatkan industri kesehatan Korea Selatan telah menjamu 118.310 pasien dari Cina sepanjang 2018 lalu. Pada 2019, sekitar 31 persen pasien asing mengunjungi Korea Selatan, dimana 21,4 persen pasien ingin menjalani bedah plastik dan 17,8 persen untuk melakukan perawatan kulit.
Tragedi operasi sedot lemak berujung maut pernah pula terjadi di Hong Kong. Pada 2014, seorang guru tari, 32 tahun, meninggal setelah menjalani operasi sedot lemak di Pusat Transplantasi Regrowth di Tsim Sha Tsui.