TEMPO.CO, Jakarta - Nasib Presiden Amerika Donald Trump akan ditentukan pada persidangan di Senat AS malam ini waktu Indonesia, 31 Januari 2020. Adapun perkembangan dari sidang sebelumnnya menunjukkan bahwa kans pemakzulan Trump untuk gagal kian membesar dengan makin solidnya Republikan untuk tidak mendukung pemanggilan saksi.
"Kami sangat positif tentang hal ini (tidak mendukung pemanggilan saksi). Makin banyak anggota senat (Republikan) yang mengaku siap untuk voting terakhir dan sudah mendengar cukup (untuk mengambil keputusan)," ujar senator Republikan John Barrasso sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, lanjut atau tidaknya sidang pemakzulan Trump bergantung pada keberhasilan kubu Demokrat menggolkan pemanggilan saksi kunci, John Bolton. Bolton, yang seorang mantan penasihat keamanan nasional, mengetahui detil penahanan bantuan militer Ukraina yang menjadi dasar sidang pemakzulan Trump. Trump didakwa menahan bantuan itu untuk memaksa Ukraina memata-matai Joe Biden, kandidat rivalnya di Pemilu 2020 nanti.
Demokrat sempat yakin bahwa mereka akan berhasil mendorong pemanggilan saksi. Namun, dua sidang terakhir, tim hukum Trump disebut berhasil membalikkan keadaan. Mereka disebut berhasil menyakinkan senat bahwa tidak ada yang salah dari keputusan Trump menahan bantuan. Mereka bahkan menyebut apa yang dilakukan Trump adalah untuk kepentingan publik.
Voting pada hari ini akan menjadi penentunya. Jika Demokrat berhasil mengumpulkan 51 anggota Senat AS untuk mendukung pemanggilan saksi, maka sidang dipastikan berlanjut dengan pemanggilan saksi. Jika tidak, Trump diyakini akan melengang. Sejauh ini, Demokrat baru memiliki 47 anggota untuk mendukung pemanggilan saksi dan membutuhkan 4 senat Republikan untuk menggolkan agenda mereka.
Sejauh ini, cuma senator Republikan Susan Collins yang menyatakan akan mendukung pemanggilan saksi. Senator Lamar Alexander sempat dikabarkan akan membantu Collins karena menyebut tindakan Trump tidak pantas diterima. Namun, belakangan, ia menyatakan tidak akan mendukung pemanggilan saksi.
"Biarkan masyarakat yang menentukan pada pemilu nanti (apakah Trump masih pantas menjadi presiden)," ujar Alexander.
Jika voting sidang Trump berujung pada hasil seri, 50-50, keputusan akhir akan berada di tangan hakim John G. Roberts Jr. Namun, Roberts diyakini tidak akan mengambil resiko di situasi tersebut.
REUTERS | ISTMAN MP