TEMPO.CO, Canberra - Pemerintah konservatif Australia bakal menempatkan warganya yang dievakuasi dari Kota Wuhan, Cina, pasca wabah virus Corona ke Pulau Christmas, yang berjarak 2.600 kilometer dari daratan, untuk karantina.
Pulau ini terkenal sebagai tempat penampungan ribuan pengungsi pencari suaka ke Australia sejak 2002 – 2018.
“Realitanya adalah warga harus ditempatkan di suatu lokasi hingga 14 hari. Saya tidak bisa mengosongkan rumah sakit di Sydney, Melbourne, atau Brisbane,” kata Peter Dutton, menteri Kesehatan Australia, kepada media di Canberra, Australia, seperti dilansir Reuters pada Kamis, 30 Januari 2020.
Dutton mengatakan dia tidak bisa menyediakan fasilitas secara cepat untuk akomodasi warga yang dievakuasi dari Kota Wuhan, Cina, yang menjadi lokasi penyebaran virus Corona.
Virus ini menyebabkan korbannya menderita batuk dan flu hingga akhirnya mengalami gangguan pernapasan seperti pneumonia. Warga akan tinggal di Pulau Christmas selama 14 hari hingga dinyatakan bebas dari infeksi virus itu.
Pusat penahanan di Pulau Christmas dibuka kembali ada 2019 setelah sempat sepuluh tahun tidak beroperasi. Ini digunakan untuk menampung satu keluarga Tamil, yang akan dideportasi ke Sri Lanka.
Pemerintah Australia mengatakan ada sekitar 600 warga berada di Kota Wuhan. Namun, PM Scott Morrison mengaku tidak tahu berapa banyak warganya yang ingin keluar dari kota itu. Prioritas akan diberikan kepada anak-anak dan manula.
Secara terpisah, Channel News Asia melansir jumlah korban tewas akibat virus ini mencapai 170 orang dengan total pasien yang terinfeksi sekitar 7.711 orang. Sejumlah negara telah mengevakuasi warganya dari Kota Wuhan seperti Amerika Serikat dan Jepang.